Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Statemen Trio Eropa Tak Singgung Kesalahan Amerika, Khatibzadeh: Tunjukkan Puncak Kebodohan Perilisnya

Statemen Trio Eropa Tak Singgung Kesalahan Amerika, Khatibzadeh: Tunjukkan Puncak Kebodohan Perilisnya

POROS PERLAWANAN – Jubir Kemenlu Iran, Saeed Khatibzadeh melalui tweet-nya menanggapi statemen tiga negara Eropa (Jerman, Inggris, dan Prancis).

“Setiap statemen soal JCPOA yang tidak menyebut kesalahan AS (yang keluar dari JCPOA), hanya menunjukkan puncak kebodohan para pembuat statemen itu dan ketidaktahuan mereka tentang realita”, cuitnya, dilansir Fars.

“Jika Trio Eropa ingin dianggap serius sebagai sekutu objektif, mereka harus berperilaku seperti sekutu objektif”, imbuhnya.

“Bagi Iran, JCPOA dipandang telah ‘digembosi dari dalam’ ketika janji-janji yang disebutkan di dalamnya tidak dipenuhi. Kepentingan-kepentingan (yang dijanjikan) harus diwujudkan pada akhirnya”.

Jerman, Inggris, dan Prancis dalam statemen mereka mengklaim kerja sama maksimal di Wina demi menghasilkan kesepakatan untuk menyelamatkan JCPOA. Mereka mengumumkan, sekarang pintu-pintu diplomatik bagi Iran terbuka lebar untuk mewujudkan sebuah kesepakatan.

Tiga Serangkai Eropa ini lalu menuding Iran “telah mengajukan tuntutan-tuntutan berlebihan”. Mereka mengklaim, kecepatan program nuklir Iran telah mencapai titik yang akan memusnahkan JCPOA.

Teheran sendiri menegaskan, tuntutan-tuntutannya sesuai dengan isi JCPOA 2015 dan tidak pernah lebih dari itu.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara eksklusif, Pars Today meminta pendapat diplomat Rusia, Mikhail Ulyanov tentang keseriusan kedua belah pihak dalam perundingan di Wina.

Menurut Ulyanov, delegasi baru Iran sangat serius dalam perundingan kali ini. Ia juga menilai, Iran sangat cepat beradaptasi dengan kondisi serta memiliki lebih banyak kemahiran dalam menguasai isu yang dibicarakan.

“Kami melihat keseriusan yang sangat tinggi dari pihak Iran,” kata wakil Rusia di organisasi-organisasi internasional tersebut.

Terkait sikap negara-negara Eropa (Jerman, Inggris, dan Prancis) dalam perundingan, Ulyanov menyebut mereka bertindak aneh, “seolah mereka duduk di meja perundingan untuk pertama kalinya dan kadang bersikap tidak logis”.

Meski begitu, Ulyanov menilai bahwa perundingan berjalan normal dan kemungkinan besar akan berujung kepada hasil positif.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *