Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Suriah Kecam Turki yang Gunakan Blokade Sumber Air Minum sebagai ‘Alat Tekan dan Senjata’ Perang

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Perwakilan Tetap Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bashar al-Jaafari mengecam Turki karena menggunakan blokade sumber air minum sebagai “senjata perang” melawan rakyat biasa di provinsi timur laut negaranya, Hasakah.

“Penderitaan orang-orang di Wilayah Jazira tidak terbatas pada praktik kriminal Daesh atau kejahatan yang dilakukan oleh koalisi internasional ilegal, yang menjarah sumber daya Suriah. Cobaan berat mereka meningkat oleh kejahatan pasukan AS dan Turki dan orang-orang dari militan separatis terkait dan anggota kelompok teroris,” kata Jaafari dalam sebuah sesi virtual Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Suriah pada hari Kamis.

Diplomat Suriah itu mencatat bahwa lebih dari satu juta warga sipil di Hasakah dan lingkungan sekitarnya menderita kehausan dan kekurangan air minum selama lebih dari 20 hari.

Jaafari menambahkan bahwa pasukan Turki dan teroris sekutunya telah memutus aliran air dari stasiun air minum Allouk, yang terletak di dekat kota perbatasan Ra’s al-Ayn.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun koalisi militer yang dipimpin AS baru-baru ini mengakui pembunuhan setidaknya 1.377 warga sipil sejak 2014, masalah itu tidak akan terungkap selama Belgia dan Jerman masih menduduki jabatan Penanggungjawab Bersama Kemanusiaan Suriah di Dewan Keamanan.

Duta Besar Suriah untuk PBB menekankan bahwa Pemerintah Damaskus dan organisasi kemanusiaan di Suriah menjalankan tanggung jawab mereka dalam menanggulangi kekurangan pasokan air akibat ulah Turki di Hasakah, tetapi penempatan pasukan AS dan Turki ke Hasakah justru menghalangi proses tersebut.

Jaafari menambahkan bahwa kelompok teroris, sejalan dengan kebijakan negara yang memusuhi Suriah, meledakkan Pipa Gas Arab yang terletak di antara kota Ad Dumayr dan Adra beberapa hari yang lalu, menyebabkan pemadaman listrik di seluruh Suriah.

“Serangan kelompok teroris yang disponsori AS di wilayah al-Tanf hanyalah sebagian kecil dari terorisme ekonomi yang telah berlangsung di Suriah,” katanya.

“Terorisme ekonomi dipraktikkan oleh beberapa negara anggota PBB melawan Suriah melalui penerapan tindakan koersif sepihak, termasuk apa yang disebut Caesar Act, selain juga kejahatan yang dilakukan oleh sekutu militan separatis dan teroris untuk menjarah minyak mentah Suriah, gas alam, barang antik serta tanaman pertanian, dan menghancurkan infrastruktur sipil,” kata Jaafari.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *