Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Tahanan Palestina Gugur Usai Disiksa di Penjara Israel

Tahanan Palestina Gugur Usai Disiksa di Penjara Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, seorang warga Palestina bernama Abdu Yusuf al-Khatib al-Tamimi dari sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat ditangkap Tentara Israel pada akhir pekan lalu.

Kantor berita SAFA melaporkan, Konsultan Media Komite Urusan Tawanan Palestina, Hasan Abdurabbih mengumumkan bahwa al-Tamimi gugur saat ditahan di rumah tahanan Moskovia.

Abdurabbih menyebut Kantor Urusan Tahanan Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas gugurnya warga Palestina tersebut.

Keluarga al-Tamimi menyatakan, Polisi Israel mengklaim bahwa putra mereka meninggal akibat serangan jantung di dalam penjara.

Namun Staf Komite Urusan Tawanan Palestina, Amani Sarahana menyebut bahwa al-Tamimi syahid akibat mengalami penyiksaan di rumah tahanan.

“Berdasarkan kesaksian dari keluarga al-Tamimi dan tahanan Palestina lain, disimpulkan bahwa ia disiksa dengan (disetrum) kabel listrik dan dipukuli. Inilah yang menyebabkan ia mengalami serangan jantung,” kata Sarahana kepada kantor berita Anadolu.

Sarahana menuntut jenazah al-Tamimi diotopsi agar penyebab kematiannya bisa diketahui secara akurat.

Di lain pihak, Abdurabbih mengumumkan, 11 tawanan Palestina yang melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanan administratif, telah menunjukkan tanda-tanda kelemahan serta mengalami sakit kepala dan persendian.

Hasan Abdurabbih mengatakan, setelah berlalunya 7 hingga 10 hari dari pemogokan makan yang dilakukan para tawanan ini, kondisi jasmani mereka mulai melemah.

Ia menyatakan, pemogokan makan ini bertujuan untuk memprotes kebijakan penahanan administratif 45 tawanan di penjara-penjara Rezim Zionis.

Para tawanan yang ditangkap di berbagai kota dan desa Palestina serta dibawa ke tempat-tempat penahanan, bersatu dengan menanggung rasa lapar demi kebebasan. Rasa lemah, berkurangnya berat badan, serta sakit kepala dan persendian tidak menghalangi tekad mereka untuk melanjutkan perlawanan.

Abdurabbih mendesak dibentuknya sebuah kampanye internasional guna menekan Rezim Zionis untuk membebaskan para tawanan yang mogok makan itu.

“Lambung kosong” adalah senjata yang terbukti efektif sebelum ini. Contohnya adalah yang dilakukan Ghadanfar Abu Atwan, tawanan Palestina yang dibebaskan setelah mogok makan selama 65 hari. Selain itu, menurut Komite Tawanan, 99 persen tuntutan para pelaku mogok makan ini dikabulkan.

Sedikitnya 5.300 tahanan Palestina berada di 23 penjara dan rumah tahanan Israel. Sejumlah 40 orang dari mereka adalah wanita, 250 anak-anak, dan 540 dari mereka adalah tahanan administratif.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *