Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Tahanan Palestina Sandera 2 Sipir Israel di Penjara Megiddo

Tahanan Palestina Sandera 2 Sipir Israel di Penjara Megiddo

POROS PERLAWANAN – Gerai-gerai berita pada Rabu malam 3 Mei melaporkan bahwa sirene tanda bahaya berbunyi di penjara Megiddo di utara Tanah Pendudukan.

Dilansir Fars, media-media Palestina memberitakan bahwa para tahanan Palestina menyerang 2 sipir Zionis di penjara Megiddo dan menyandera mereka. Di saat bersamaan, sejumlah besar personel militer Israel dikerahkan untuk mengendalikan keadaan di sel-sel penjara.

Badan Urusan Tawanan Palestina membenarkan berita ini dan menyatakan bahwa setelah bergulat dengan 2 sipir itu, para tahanan menyandera mereka di sektor 10 di sel 7. Pasukan keamanan Rezim Zionis pun segera dikirim ke TKP.

Jubir Lembaga Penjara Israel dalam statemennya menyatakan bahwa aksi penyanderaaan ini dilakukan saat para sipir melakukan penghitungan mundur di penjara Megiddo. Meski demikian, Lembaga Penjara Israel mengeklaim bahwa kondisi sudah dikontrol dan tak seorang pun mengalami cedera.

Insiden penyanderaan ini terjadi hanya sehari setelah gugurnya tokoh Jihad Islam, Khidr Adnan. Adnan (44 tahun) adalah anggota senior Jihad Islam yang melakukan mogok makan sebagai bentuk protes atas penahanan ilegalnya.

Sebelum ini, Pengadilan Militer Israel menolak untuk membebaskan Adnan, kendati telah mogok makan selama 86 hari.

Pengadilan Militer Israel pada Minggu lalu mengadakan rapat untuk membahas kemungkinan pembebasan Adnan dengan jaminan. Namun Pengadilan memutuskan untuk menangguhkan pembebasan Adnan, meski dia juga dalam kondisi kritis.

Adnan dibawa ke rumah sakit pekan lalu setelah kondisinya kian memburuk. Namun Rezim Zionis melarang siapa pun, termasuk pengacara, dokter, atau kuasa hukumnya untuk menjalin kontak dengannya.

Setelah penolakan Pengadilan Militer Israel, Jihad Islam menegaskan bahwa Rezim Zionis bertanggung jawab atas nyawa tahanan Palestina tersebut.

Jubir Jihad Islam di Tepi Barat, Tariq Izzuddin mengumumkan bahwa penolakan ini sama saja dengan instruksi hukuman mati atas Adnan.

“Jika Syekh Adnan gugur, kami memandangnya sama saja dengan teror. Para penjajah harus menerima akibat dari kejahatan ini,” kata Izzuddin.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *