Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi Yaman

Tak Kuasa Hadang Rudal dan Drone Yaman, Saudi Minta Bantuan AS

Tak Kuasa Hadang Rudal dan Drone Yaman, Saudi Minta Bantuan AS

POROS PERLAWANAN – Kantor berita Reuters pada Rabu malam 27 Oktober di laporan eksklusifnya mengabarkan, Saudi telah meminta bantuan dari AS untuk memerangi Yaman.

“Saudi, yang berada di bawah tekanan AS untuk segera mengakhiri blokade pelabuhan-pelabuhan Yaman, meminta bantuan dari Washington untuk memperkuat sistem pertahanannya”, demikian dikutip Reuters dari tiga sumber.

Sumber-sumber itu memberitahu Reuters, Riyadh ingin membeli persenjataan AS untuk membantu Saudi memperkuat sistem pertahanannya, menyusul gelombang serangan pasukan Yaman ke wilayahnya dengan drone militer dan rudal balistik.

“Secara terbuka dan pribadi, kami mencurahkan banyak perhatian kepada masalah pelabuhan dan bandara-bandara (Yaman). Ini adalah pekerjaan yang mesti dilakukan Saudi,” kata seorang pejabat senior AS, yang enggan identitasnya diungkapkan.

Seraya menyatakan bahwa pembelaan untuk Saudi adalah sebuah komitmen penting Washington, pejabat ini menambahkan, ”Sudah dilakukan dialog antara AS dan Saudi terkait cara terbaik untuk memenuhi janji Presiden (Joe Biden) melindungi negara ini, tanpa harus memberikan senjata-senjata ofensif dalam perang di Yaman.”

Dalam beberapa bulan terakhir, Tentara dan Komite Rakyat Yaman telah memulai tahap baru pembebasan Provinsi Ma’rib, yang merupakan jantung Pemerintahan Mansour Hadi.

Lantaran keberadaan sumber-sumber minyak dan gas, Provinsi Ma’rib memiliki nilai ekonomi tinggi. Para pakar mengatakan, jika Ma’rib dibebaskan sepenuhnya, bisa dikatakan bahwa riwayat Pemerintahan Hadi yang didukung Koalisi Saudi sudah berakhir.

Sebelum ini, institut AGSIW (Arab Gulf States Institute in Washington) menyatakan bahwa kelompok Houthi akan mengambil alih kendali Ma’rib, yang merupakan basis utama Pemerintah pro-Riyadh di Yaman.

AGSIW menyatakan bahwa perkembangan cepat di Ma’rib membuat AS berada di posisi sulit, sehingga praktis tidak tahu apa yang mesti dilakukannya.

AGSIW mengakui, Washington tidak punya pengaruh atas Houthi. Sanksi atas kelompok ini juga tidak efektif. Statemen-statemen bernada keras AS dan PBB juga tidak dihiraukan. Di saat partisipasi militer langsung AS di perang Yaman gagal, kelompok Houthi tidak melihat alasan untuk menyerah atau berunding.

AGSIW berpendapat bahwa AS dalam menyikapi isu Ma’rib tak punya pilihan selain meminta bantuan Iran untuk meyakinkan Houthi menghentikan operasi militer di Ma’rib. Namun AGSIW menegaskan, ini tidak berarti bahwa Houthi akan mendengarkan saran dari pihak-pihak lain.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *