Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Tanggapi Ultimatum Sekjen Hizbullah, Israel Langsung Pasang Sistem Rudal Udara di Haifa dan Tel Aviv

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, militer Israel dilaporkan telah mengerahkan sistem rudal udara di Tel Aviv dan Haifa menyusul peringatan Sekretaris Jenderal Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon, Sayyid Hasan Nasrallah, bahwa Kelompok Perlawanan itu “tidak takut perang”.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar al-Akhbar Lebanon pada Sabtu, militer Israel disiagakan segera setelah pidato Sayyid Nasrallah untuk melawan setiap serangan mendadak.

Perkembangan ini terjadi sementara pejabat Israel tidak menganggap serius peringatan yang datang dari pejabat Lebanon terhadap ekstraksi gas rezim Tel Aviv dari Karish Gasfield di perairan teritorial Lebanon, kata surat kabar itu, menurut jaringan berita Al-Alam.

Sayyid Hasan Nasrallah mengatakan pada Kamis bahwa Perlawanan “tidak bisa tinggal diam dalam menghadapi penjarahan sumber daya Lebanon”.

“Tugas penting Perlawanan adalah untuk melindungi tanah, perairan, minyak, gas, dan martabat Lebanon,” kata Sayyid Nasrallah, menambahkan, “Semua opsi ada di atas meja untuk Perlawanan.”

Pernyataan itu muncul setelah sebuah kapal yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan Yunani tiba di Karish Gasfield di perairan teritorial Lebanon untuk mengekstraksi gas bagi rezim pendudukan.

Sayyid Nasrallah memperingatkan bahwa perusahaan Yunani, yang bernama Energean, “adalah mitra dalam serangan di Lebanon ini”, yang akan menghadapi “konsekuensi”.

Pemimpin Hizbullah juga menunjukkan bahwa bukan peraturan internasional tetapi sebenarnya “tekanan, perang gesekan, dan perlawanan” yang memaksa rezim pendudukan untuk mundur dari Lebanon selatan dan Jalur Gaza.

Menanggapi pernyataan Sayyid Nasrallah, Menteri Keuangan Israel Avigdor Lieberman mengatakan “tidak ada yang akan mendikte apakah kita mengebor gas atau tidak” di tempat yang disebutnya “perairan ekonomi” Israel.

Militer Israel merilis sebuah laporan Minggu lalu, mengatakan bahwa pihaknya sedang bersiap menghadapi serangan Hizbullah di anjungan gas dan berencana untuk mengerahkan pasukan Angkatan lau Laut ke situs tersebut, termasuk sistem rudal Iron Dome.

Barisan maritim antara Lebanon dan Israel berada di atas area di Laut Mediterania yang membentang sekitar 860 kilometer persegi. Blok No. 9 kaya akan minyak dan gas.

Israel sangat bergantung pada gas dan telah lama mengembangkan sejumlah deposit gas lepas pantai yang diduduki di Laut Mediterania.

Politisi Lebanon berharap bahwa sumber daya hidrokarbon yang layak secara komersial di lepas pantai Lebanon dapat membantu mengangkat negara yang dililit utang itu keluar dari krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Lebanon dan Israel mengambil bagian dalam pembicaraan tidak langsung untuk membahas demarkasi pada 2020. Namun pembicaraan terhenti setelah Lebanon menuntut area yang lebih luas, termasuk bagian dari ladang gas Karish, di mana Israel telah memberikan hak eksplorasi kepada sebuah perusahaan Yunani.

Pembicaraan itu seharusnya membahas permintaan Lebanon untuk 860 km persegi (330 mil persegi) wilayah di wilayah laut yang disengketakan, menurut peta yang dikirim ke PBB pada 2011. Namun, Lebanon kemudian mengatakan peta itu didasarkan pada perhitungan yang salah, dan menuntut 1.430 kilometer persegi (552 mil persegi) lebih jauh ke selatan, termasuk bagian dari Karish.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *