Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Teheran: Kenapa AS dan Inggris Bungkam Saat Iran Jadi Target Serangan Siber?

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Wakil Tetap Iran di PBB, Majid Takht Ravanchi melalui rangkaian tweet-nya menolak tuduhan AS dan Inggris, yang menyebut bahwa Iran ada di balik serangan siber ke Albania.

Ravanchi menyatakan, AS dan Inggris tidak punya kelayakan dan legalitas untuk melayangkan tudingan semacam ini kepada Republik Islam Iran.

“Republik Islam Iran sebagai korban serangan siber mengutuk segala bentuk serangan siber ke infrastruktur sipil,” cuitnya.

“AS dan Inggris hanya berdiam diri dalam berbagai serangan siber terhadap infrastruktur, bahkan fasilitas nuklir Iran. Mereka bahkan mendukung serangan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka tidak memiliki kelayakan dan legalitas untuk melakukan tuduhan seperti ini kepada Republik Islam Iran,” tandas Ravanchi.

“Iran sebagai negara yang terus-menerus menjadi target serangan siber adalah bagian penting dari upaya bertanggung jawab internasional untuk menghadapi ancaman serangan teroris.”

Seraya menyebut bahwa Iran adalah salah satu korban utama terorisme, Ravanchi menambahkan, ”Iran meminta dari negara-negara anggota PBB untuk berpegang teguh dengan komitmen internasionalnya demi melawan terorisme, juga tidak memberikan perlindungan kepada kelompok-kelompok teroris di wilayah mereka atau mendukung mereka.”

Pada Kamis kemarin, Jubir Kemenlu Iran, Naser Kanani juga mengecam tudingan Dewan Keamanan Nasional AS dan Kemenlu Inggris kepada Teheran.

Kanani melayangkan peringatan kepada segala bentuk petualangan politik terhadap Iran dengan dalih-dalih menggelikan semacam ini. Ia juga menegaskan kesiapan penuh Iran untuk memberikan balasan tegas dan segera terhadap segala bentuk kemungkinan konspirasi.

Pada Rabu lalu, Pemerintah Albania mengklaim bahwa Iran melakukan serangan siber. Albania lalu memutus hubungan politik dan diplomatik dengan Iran. Negara ini juga memberi ultimatum kepada para diplomat Iran untuk meninggalkan Albania dalam waktu 24 jam.

AS pada 2013 meyakinkan Albania untuk memberi suaka kepada anggota kelompok teroris Mojahedin Khalq. Setelah sarang mereka dilenyapkan di Irak, lebih dari 2 ribu penentang Republik Islam Iran ini pindah ke Albania dan menetap di sana.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *