Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Ternyata Putin Masih Punya Kartu Truf dan ‘Senjata Melumpuhkan’ yang Belum Digunakannya Hadapi Barat

POROS PERLAWANAN – Dewan Federasi Rusia pada Selasa 4 Oktober secara aklamasi menyetujui bergabungnya 4 kawasan Ukraina yang sudah dikuasai Moskow. Majelis Duma pada sehari sebelumnya juga telah melakukan pemungutan serupa.

Dilansir al-Alam, setelah Dewan Federasi Rusia menyepakati bergabungnya Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, dokumen-dokumen keputusan ini akan dikembalikan ke Kremlin untuk mendapatkan penandatanganan final oleh Vladimir Putin.

Bergabungnya 4 kawasan ini terjadi setelah Otoritas kawasan-kawasan tersebut melangsungkan referendum. Para partisipan dalam referendum pun memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina.

Beberapa jam setelah Dewan Federasi Rusia mengumumkan bergabungnya 4 kawasan di atas, Ukraina menyatakan bahwa Presiden Vladimir Zelensky juga telah mengesahkan keputusan Dewan Keamanan Nasional soal kemustahilan berunding dengan Putin.

Tercatat 4 kawasan ini membentuk sekira 20 persen dari luas wilayah Ukraina. Populasinya adalah 21 persen dari total populasi Ukraina. Mayoritas industri Ukraina yang dibangun di masa Uni Soviet juga berada di 4 kawasan tersebut.

Bergabungnya 4 kawasan ini dengan Moskow terjadi di saat Putin disebut-sebut masih punya kartu truf yang belum dimainkannya untuk menghadapi AS dan Eropa. Kartu truf itu adalah penghentian ekspor uranium Rusia yang sudah diperkaya. Jika dihentikan, sejumlah besar pembangkit listrik tenaga nuklir di Barat akan lumpuh.

Rusia merupakan eksportir terbesar uranium yang diperkaya di dunia. Uranium ini digunakan dalam aktivitas stasiun-stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir.

Berdasarkan laporan sejumlah NGO seperti Organisasi Sahabat Bumi dari Jerman (BUND), pada 2020 negara-negara anggota Uni Eropa memasok 20,10 persen kebutuhan uraniumnya dari Rusia, sementara 19,10 persen lainnya dipasok dari Kazakhstan, yang nota bene adalah sekutu Rusia.

Bloomberg melaporkan bahwa pada 2020, Rusia memasok 16, 05 persen dari uranium impor untuk AS, dan 23 persen dari uranium yang diperkaya itu digunakan untuk aktivitas pembangkit listrik tenaga nuklir komersil AS.

Media-media Turki memberitakan bahwa para ilmuwan AS merasa khawatir jika Rusia sampai menghentikan ekspor uranium, aktivitas pembangkit listrik tenaga nuklir di AS akan dilanda masalah. Jika itu terjadi, AS akan menghadapi krisis besar listrik.

Menurut Reuters, industri energi nuklir AS tanpa Rusia akan runtuh dalam rentang waktu sekitar satu setengah tahun.

Para ilmuwan mengatakan, banyak stasiun pembangkit listrik di AS dan Uni Eropa dibangun oleh Rusia. Dengan demikian, Rusia pula yang menyediakan segala perangkat yang dibutuhkan. Jika perang Rusia vs Barat masih berlanjut, banyak stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir yang harus menghentikan seluruh atau sebagian aktivitas mereka.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *