Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Wapres Iran: Hubungan Harmonis Tehran-Baghdad Kunci Stabilitas Regional Kawasan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber mengatakan bahwa hubungan harmonis antara Iran dan Irak memainkan peran penting dalam meningkatkan keamanan di Kawasan dan harus diperluas di semua tingkatan.

Mohammad Mokhber membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan pada Minggu dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi yang sedang berkunjung di Teheran, di mana kedua belah pihak membahas hal-hal yang menjadi kepentingan bersama dan cara-cara memperluas hubungan bilateral.

Mengacu pada pertukaran budaya, politik dan ekonomi kuno antara Iran dan Irak, Mokhber mengatakan, “Hubungan antara kedua negara memainkan peran penting dalam mempromosikan stabilitas dan keamanan di Kawasan dan kerja sama bilateral harus diperluas di semua tingkatan.”

Kadhimi, memimpin delegasi politik dan ekonomi tingkat tinggi, mendarat di Ibu Kota Iran pada Minggu pagi untuk bertemu dengan pejabat tinggi Iran, termasuk Presiden Ebrahim Raeisi.

Kunjungan Kadhimi ke Teheran adalah yang pertama sejak Raeisi dilantik sebagai Presiden baru Iran.

Selama pertemuan itu, Wakil Presiden Iran juga berterima kasih kepada Pemerintah Irak karena menjadi tuan rumah konferensi di Baghdad untuk meredakan ketegangan regional dan menemukan potensi kerja sama regional.

“Iran menganggap campur tangan negara asing di Kawasan berbahaya bagi negara-negara kawasan dan menggarisbawahi perlunya upaya untuk meningkatkan kerja sama bilateral dan multilateral,” katanya.

Mokhber menekankan, “Kehadiran orang Amerika di Kawasan tidak hanya gagal memberi manfaat bagi negara-negara Kawasan, tetapi juga menyebabkan kerugian besar bagi rakyat Kawasan.”

Para pejabat Iran telah berulang kali meminta negara tetangga Irak untuk mengusir semua pasukan Amerika—penyebab utama ketidakstabilan dan teror—dari Tanah Air mereka dengan menerapkan undang-undang yang telah disahkan oleh parlemen Irak sebelumnya.

Seruan untuk pengusiran pasukan Amerika telah melonjak sejak pembunuhan oleh AS atas Komandan Anti-Teror Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan Wakil Komandan Unit Mobilisasi Populer (PMU) Abu Mahdi al-Muhandis pada awal 2020.

Marah dengan pembunuhan AS atas Komandan Anti-Teror, kelompok Poros Perlawanan Irak juga telah bersumpah untuk tidak meletakkan senjata atau menghentikan perjuangan mereka sampai pengusiran semua pasukan Amerika dari Irak.

Di tempat lain dalam sambutannya, Mokhber menunjukkan kemampuan besar sektor publik dan swasta Iran, khususnya di sektor teknik, dan menyuarakan kesiapan Republik Islam untuk berpartisipasi dalam proses rekonstruksi Irak.

“Hubungan politik kedua negara pasti akan semakin stabil dan kuat dengan perluasan hubungan ekonomi,” tambahnya.

Sementara itu pada bagiannya, Perdana Menteri Irak menekankan bahwa hubungan Teheran-Baghdad tidak boleh dipengaruhi oleh faktor apa pun, dengan mengatakan bahwa Irak berusaha untuk memenuhi semua komitmennya terkait dengan Iran.

Menurut Kadhimi, Irak menentang sanksi tidak manusiawi terhadap Iran dan percaya bahwa pengenaan sanksi bukanlah solusi yang layak untuk masalah apa pun.

“Pengalaman sanksi terhadap Irak pada 1990-an menunjukkan bahwa sanksi menimbulkan banyak masalah bagi rakyat biasa,” katanya.

Perdana Menteri Irak juga berterima kasih kepada Pemerintah dan rakyat Iran karena berdiri di sisi Irak dalam perang melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya.

Kadhimi mencatat bahwa Irak telah mengalokasikan kuota 60.000 peziarah bagi warga Iran yang ingin pergi ke kota suci Karbala untuk memperingati Arba’in, hari ke-40 setelah peringatan kesyahidan Imam Hussein (a.s.).

“Mengingat antusiasme rakyat Iran untuk menghadiri upacara Arba’in, kami akan meningkatkan kuota Iran dan akan mempertimbangkan fasilitas yang sesuai untuk mereka masuk ke Irak,” kata Perdana Menteri Irak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *