Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat Palestina

Abu Ubaidah: Netanyahu Bersikeras Tawanan Israel Kembali dalam Peti Mati

 

POROS PERLAWANAN-Jubir Brigade al-Qassam Abu Ubaidah pada Jumat malam 8 Maret menyatakan,”Perang telah memasuki bulan ke-6 dan musuh masih melanjutkan Holocaust nyata terhadap bangsa kami.”

“Hukum dunia tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Rezim Pendudukan yang tidak mengenal peri kemanusiaan sama sekali,” kata Abu Ubaidah, diberitakan al-Alam.

“Perang ini memulai sebuah tahap baru di dunia yang menegaskan bahwa hak tidak akan diiberikan (oleh perampas), tapi harus direbut (dari tangannya) dengan kekuatan.”

“Operasi 7 Oktober adalah balasan untuk agresi musuh selama beberapa dekade, yang puncaknya adalah upaya Yahudisasi dan penghancuran Masjid Aqsa.”

Abu Ubaidah menambahkan, tingkah laku Rezim Zionis kian menjadi-jadi setelah berkuasanya Kabinet Nazi dan ultraradikal di Tanah Pendudukan.

“Tangan-tangan zalim di Dewan Keamanan PBB berusaha menghalangi upaya bantuan untuk kaum tertindas.”

“Kami berperang selama 154 hari dan menewaskan sejumlah besar perwira, serdadu, dan tentara bayaran musuh. Kami juga menghancurkan banyak kendaraan (militer) mereka.”

“Musuh tidak akan bisa meraih keberhasilan di tanah kami. Mereka tidak akan merasakan keamanan sampai bangsa kami mendapatkan hak-haknya.”

“Orang-orang Zionis sama sekali tidak menghormati kesucian Masjid Aqsa. Kami meminta dari rakyat untuk menuju Masjid Aqsa dan tidak membiarkan musuh meraih tujuannya di sana.”

“Para pejuang kami melanjutkan perang melawan musuh di Gaza. Dalam 3 pekan lalu, mereka melakukan banyak operasi dan menjebak musuh dalam perangkap. Operasi-operasi kami terpusat di utara dan selatan Gaza.”

“Musuh menggunakan muslihat dalam masalah perundingan. Prioritas kami adalah pertukaran tawanan dengan imbalan penghentian agresi dan mundurnya musuh dari Gaza.”

“Air mata buaya Washington untuk sejumlah tawanan Israel menunjukkan dualisme AS dan pengabaiannya terhadap HAM.”

“Sebagian tawanan Israel juga mengalami kelaparan. Mereka jatuh sakit lantaran kelangkaan makanan dan obat.”

“Kabinet dan Dewan Perang Israel bermain-main dengan nyawa para tawanan. Mereka bersikeras agar para tawanan pulang dalam peti mati,” tandas Abu Ubaidah.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *