Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Akal-akalan AS Serang Pangkalan Tentaranya Sendiri Demi Pojokkan Tim Perunding Baghdad di Hadapan Washington

Akal-akalan AS Serang Pangkalan Tentaranya Sendiri Demi Pojokkan Tim Perunding Baghdad di Hadapan Washington

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, seorang sumber di Parlemen Irak pada hari Selasa 16 Juni mengatakan, serangan roket ke markas perkumpulan Tentara AS di bandara Baghdad, pangkalan al-Taji, dan Zona Hijau tampak mencurigakan.

Sumber ini menduga, pelaku serangan-serangan itu adalah orang-orang bayaran Intelijen AS, yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perundingan Baghdad-Washington.

Dalam wawancara dengan al-Maalomah, sumber anonim tersebut mengatakan, kecurigaan muncul karena serangan roket ke bandara Baghdad, pangkalan AS di al-Taji, dan Kedubes AS di Zona Hijau terjadi bersamaan dengan perundingan Irak-AS.

Selain itu, ia menambahkan, Kelompok-kelompok Poros Perlawanan Irak juga tidak menyatakan bertanggung jawab atas serangan-serangan roket tersebut.

Ia menegaskan, tujuan serangan itu adalah memengaruhi tim perunding Irak dan menempatkannya dalam posisi sulit. Serangan-serangan semacam itu juga lazim digunakan AS untuk mendiskreditkan al-Hashd al-Shaabi dan Kelompok-kelompok Poros Perlawanan.

Menurutnya, andai Kelompok Poros Perlawanan berada di balik serangan-serangan tersebut, mereka tidak akan enggan untuk memublikasikannya.

Sebelum ini, media-media Irak mengabarkan, tiga roket jenis Katyusha menghantam daerah sekitar bandara Baghdad pada malam Senin 14 Juni. Serangan itu disebut-sebut tidak menimbulkan kerusakan berarti.

Perundingan strategis Baghdad-Washington dimulai sejak Kamis 11 Juni secara online. Rencananya, hubungan bilateral dan masa depan hubungan ini akan dibahas dalam perundingan tersebut.

Salah satu tuntutan terpenting Irak adalah keluarnya pasukan asing, terutama AS, dari wilayahnya. Saat ini, diperkirakan ada 6 hingga 9 ribu serdadu AS yang masih bercokol di Irak.

Tuntutan ini menjadi semakin serius, bahkan disahkan oleh Parlemen Irak, menyusul serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis pada Januari lalu.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *