Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Akankah Israel Dihancurkan dari Dalam oleh Perang Saudara?

Akankah Israel Dihancurkan dari Dalam oleh Perang Saudara?

POROS PERLAWANAN – “Saya merasa bahwa kita sungguh-sungguh mendekati konflik, bahkan bentrokan sengit. Tong mesiu di ambang ledakan dan kita berada di posisi sebuah perang saudara. Saya meminta dari saudara dan saudari Israel, ancaman-ancaman dari luar sudah cukup banyak. Kekerasan dalam bentuk apa pun dalam situasi ini adalah garis merah.”

Ini adalah bagian dari pernyataan Presiden Israel, Isaac Herzog dalam sebuah wawancara televisi pada Minggu malam lalu.

Dilansir al-Alam, peringatan dari Herzog terkait pecahnya perang saudara terlontar di saat Benyamin Netanyahu masih bersikeras untuk menjalankan reformasi peradilan, yang tujuannya adalah membatasi intervensi perangkat yudikatif dalam keputusan-keputusan lembaga-lembaga Pemerintahan.

Para penentang Netanyahu meyakini bahwa tindakan ini dilakukan olehnya agar ia mendapatkan cara untuk berkelit dari dakwaan korupsi yang dilayangkan kepadanya.

Sejak beberapa pekan lalu, puluhan ribu orang berunjuk rasa menentang proyek Kabinet Netanyahu untuk melemahkan Mahkamah Agung. Sejumlah asosiasi pekerja di Israel berencana melakukan pemogokan sebagai bentuk protes kepada Pemerintah.

Di sisi lain, Netanyahu berkali-kali mendapat ancaman pembunuhan. Desakan untuk menghentikan proyek Netanyahu juga terus mengalir. Bahkan dikatakan bahwa jika diperlukan, akan ada perlawanan bersenjata untuk menghalangi proyek tersebut.

Sebagian pengamat berpendapat bahwa kondisi terkini Rezim Zionis kian mendekatkannya kepada perang saudara, bahkan melebihi masa setelah dibunuhnya PM Yitzhak Rabin dan mundurnya Israel dari Gaza pada 2005.

Tampaknya pembicaraan terkait pecahnya perang saudara lebih mendekati fakta daripada sekadar peringatan. Media-media Ibrani menggungkapkan bahwa banyak korporasi dagang besar dan investor di sektor teknologi modern telah memindahkan investasi mereka ke luar Israel.

Di saat bersamaan, bank-bank AS juga telah memperingatkan akan merosotnya nilai mata uang Shekel. Selain itu, persentase para imigran dari Tanah Pendudukan ke AS dan negara-negara Eropa juga terus meningkat.

Penulis dan analis Israel, Rogel Alpher melalui harian Haaretz mengirim pesan kepada Netanyahu, yang menunjukkan kesemrawutan situasi Rezim Zionis. Alpher menulis, ”Benyamin Netanyahu, kau sudah terkepung! Ini sudah berakhir. Kaburmu mengagumkan, tapi permainanmu sudah selesai. Ada banyak celah di bendungan tempat kau bersembunyi di baliknya. Kebenaran meluap-luap di dalamnya dan pada akhirnya banjir akan menenggelamkanmu. Kau tidak punya tempat untuk lari. Kau sudah sampai di penghujung jalan. Menyerah dan keluarlah.”

Sepertinya perang saudara sudah menjadi topik aktual di Tanah Pendudukan. Bahkan bagi Anshel Pfeffer, penulis yang menyebut dirinya pembela fanatik Rezim Zionis. Yang dipikirkan Pfeffer saat ini bukan apakah perang saudara akan pecah atau tidak, tapi yang meresahkannya adalah jika perang saudara ini terjadi, Tentara Israel akan memihak siapa.

“Jika konflik ini berlanjut dan perang saudara antara pendukung Pemerintahan Netanyahu dan pendukung Mahkamah Agung serta perangkat yudikatif dimulai, apakah Badan-badan eksekutif, aparat keamanan, dan Tentara akan berpihak? Jika begitu, kepada siapa mereka akan berpihak? Sayangnya saya di sini tidak bisa bicara soal skenarionya secara rinci, sebab memikirkan kondisi itu saja membuat keadaan saya buruk”, tulis Pfeffer di Haaretz.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *