Loading

Ketik untuk mencari

Rusia

Anggota Parlemen ini Desak PBB Selidiki Aksi AS Latih ISIS untuk Meneror Pejabat Rusia

Anggota Parlemen ini Desak PBB Selidiki Aksi AS Latih ISIS untuk Meneror Pejabat Rusia

POROS PERLAWANAN – Seorang anggota Parlemen Rusia berkata bahwa PBB mesti menyelidiki kabar dilatih dan dipekerjakannya teroris ISIS oleh Dinas-dinas intelijen AS, Fars melaporkan.

Anggota Komisi Penyelidikan Aktivitas Uji Coba Biologi AS di Ukraina, Irina Yarovaya menyebut tindakan Washington ini sebagai perwujudan terorisme internasional. Ia menegaskan bahwa masalah ini harus dibahas di level internasional.

Beberapa jam sebelumnya, media-media Rusia melaporkan bahwa Dinas Intelijen Asing Rusia (SVR) dalam statemennya mengumumkan bahwa AS berusaha melancarkan serangan teror terhadap para pejabat Rusia.

SVR menyatakan bahwa AS tengah mempekerjakan para teroris untuk melakukan teror di wilayah Rusia dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka (CIS).

Menurut SVR, pasukan keamanan AS beranggapan bahwa menggunakan para teroris demi memuluskan tujuan-tujuan mereka adalah hal yang bisa diterima.

“Kami menyaksikan hilangnya segala bentuk prinsip moral di tengah pasukan keamanan AS. Para ahli strategi Washington, yang mengusung ide bodoh ‘Rusia Berdarah’, menganggap sah penggunaan langsung para teroris demi tujuan-tujuan kotor mereka. Tindakan semacam ini mensejajarkan Washington dengan kelompok-kelompok teroris terbesar internasional,” tandas SVR.

Yarovaya menambahkan bahwa saat ini ada dalil-dalil memadai agar Komite Investigasi Rusia menyusun sebuah dakwaan pidana atas AS berdasarkan pasal 361 UU Pidana Rusia.

Menurutnya, tindakan AS adalah sesuatu yang harus dikhawatirkan oleh masyarakat internasional dan dibahas di PBB.

Washington pada Senin kemarin merilis statemen dan memperingatkan warga AS agar jangan bepergian ke Rusia. Warga AS yang masih menetap di Rusia juga diimbau untuk segera angkat kaki.

Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina sejak 24 Februari 2022. Hal ini dilakukan beberapa hari setelah Moskow secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Donetsk dan Luhansk di timur Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin menegaskan bahwa tujuan operasi militer ini adalah demiliterisasi Ukraina dan melenyapkan Nazisme dari negara itu.

Sejak dimulainya perang di Ukraina, AS dan sekutunya menjatuhkan berbagai sanksi berat terhadap Moskow. Selain itu, mereka juga mengirim bantuan finansial dan persenjataan untuk Kiev.

Istana Kremlin memperingatkan bahwa pengiriman senjata berat dan perangkat militer ke Ukraina akan mengancam keamanan Eropa dan mengacaukan stabilitasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *