Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Al-Amiri: Menyimpang dari Tugas Khususnya, Utusan PBB Berlagak Seolah Dirinya Ketua Komisi Tinggi Pemilu Irak

Al-Amiri: Menyimpang dari Tugas Khususnya, Utusan PBB Berlagak Seolah Dirinya Ketua Komisi Tinggi Pemilu Irak

POROS PERLAWANAN – Ketua Aliansi al-Fath, Hadi al-Amiri mengkritik pedas kinerja Utusan PBB untuk Irak, Jeanine Plasschaert. Menurutnya, Plasschaert melakukan campur tangan dalam hasil Pemilu seolah dia adalah Ketua Komisi Tinggi Pemilu Irak.

Al-Sumaria melaporkan, Kantor al-Amiri dalam statemennya mengabarkan pertemuan mantan PM Irak itu dengan Dubes Uni Eropa Ville Varjola di Baghdad, Rabu 24 November. Al-Amiri memberitahu Varjola bahwa kekhawatiran terhadap proses demokrasi adalah alasan utama desakan diadakannya Pemilu transparan dan pemindahan kekuasaan secara damai.

Al-Amiri menilai, Pemilu yang diadakan baru-baru ini adalah yang terburuk di Irak sejak tahun 2003 hingga kini. Ia menyebut berlanjutnya kecurangan dalam hasil Pemilu telah melemahkan proses demokrasi di Irak.

“Kami memiliki hubungan dan kerja sama yang sangat baik dengan Perwakilan PBB, yang kami yakini berperan positif. Namun pelanggaran Plasschaert, dengan melakukan intervensi, telah menggoyahkan kepercayaan kami. Dia campur tangan dalam Pemilu dan hasilnya seolah dia adalah Ketua Komisi Pemilu, bahkan seperti Komisioner Tinggi. Irak tidak akan menerima utusan semacam ini. Dia harus terikat dengan tugas-tugas khususnya saja,” tandas al-Amiri.

Ia menambahkan, protes dan konsentrasi-konsentrasi massa yang berlangsung saat ini untuk memprotes kecurangan Pemilu adalah konsentrasi massa paling damai dan tertib sejak 2003.

Dengan diumumkannya hasil Pemilu legislatif, sejumlah partai dan aliansi politik menyuarakan protes dan menyatakan hasil Pemilu telah dimanipulasi.

Sejumlah kota di Irak juga menjadi ajang unjuk rasa untuk memprotes hasil Pemilu. Mereka menuntut agar semua suara dihitung ulang secara manual, sebab mereka yakin bahwa manipulasi terjadi saat penghitungan suara elektronik.

Sebagian politisi Irak mengonfirmasi pengaruh UEA, Inggris, dan AS dalam Pemilu terbaru. Hal ini memperkuat asumsi adanya manipulasi yang dilakukan pihak-pihak asing ini dalam hasil Pemilu legislatif tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *