Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Al-Khalij al-Jadid: Perundingan Riyadh, Trik Selamatkan Saudi tanpa Kehilangan Muka dari ‘Rawa’ Yaman

POROS PERLAWANAN – Kendati sebagian negara Barat dan Arab menyambut baik rencana Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mengadakan perundingan di Riyadh “untuk mengakhiri krisis Yaman”, sebagian pihak lain masih menyangsikan efektivitas pertemuan tersebut.

Dinukil Fars dari al-Khalij al-Jadid, selama 7 tahun terakhir, negara-negara Arab di Teluk Persia dan sejumlah negara Barat (yang merupakan dalang perang Yaman) kerap mengumbar proyek dan rencana perdamaian, namun selalu gagal membuahkan hasil.

GCC baru-baru ini menyatakan, pihaknya akan menjadi tuan rumah untuk perundingan antar-Yaman di Riyadh. Namun Ansharullah menegaskan, Saudi adalah dalang utama agresi ke Yaman, sehingga tidak layak menjadi penyeru perdamaian.

Menurut al-Khalij al-Jadid, rencana ini berbarengan dengan terjebaknya Saudi selama 7 tahun terakhir di rawa-rawa Yaman. Saudi mesti menanggung biaya sangat besar untuk itu.

Pakar urusan Timteng asal Jerman, Guido Steinberg menanggapi klaim Riyadh soal perdamaian di Yaman dengan mengatakan,”Saudi sudah kalah di perang Yaman.”

Laporan al-Khalif al-Jadid menyebutkan, sebagian estimasi menyatakan bahwa Saudi mesti mengeluarkan biaya 175 juta dolar per bulan untuk serangan udara ke Yaman. Namun majalah Times Inggris melaporkan bahwa Saudi menghabiskan 72 miliar dolar per tahun.

Sebagian estimasi lain menyebutkan, Riyadh menanggung pengeluaran senilai 230 juta dolar per bulan untuk jet-jet tempur yang digunakannya di perang Yaman.

Gempuran Yaman ke situs-situs minyak Saudi juga kian menambah beban masalah negara monarki tersebut. “Sistem pertahanan seperti Patriot dan THAAD pun tidak sanggup membendung serangan-serangan tersebut. Hal ini menyebabkan produksi minyak Saudi akan kepayahan di masa depan serta meningkatkan kerugian ekonominya”, tulis al-Khalij al-Jadid.

Seiring bertambahnya tekanan ekonomi akibat pandemi Corona, perang Ukraina, dan berkurangnya dukungan Washington untuk Riyadh, tampaknya Saudi “berusaha secara serius memikirkan solusi untuk menyelamatkan diri dari krisis Yaman dengan cara yang bisa menjaga martabatnya”, tegas al-Khalij al-Jadid.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *