Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Alasan Iran Berhak Rayakan Akhir Embargo Senjata setelah Perjuangan dan Perlawanan Sekian Lama

Alasan Iran Berhak Rayakan Akhir Embargo Senjata setelah Perjuangan dan Perlawanan Sekian Lama

POROS PERLAWANAN – Redaktur Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan menulis ihwal berakhirnya embargo persenjataan Iran dan menyebutnya sebagai kemenangan bagi Negeri Mullah. Dia pun membahas alasan AS marah bukan main atas hal ini.

Dilansir Fars, Atwan menulis bahwa larangan jual-beli senjata Iran berakhir pada Minggu 18 Oktober lalu, menyusul 2 kali kegagalan AS untuk memperpanjangnya. Pertama di Dewan Keamanan PBB, dan kedua ketika pemimpin dan rakyat Iran melakukan perlawanan militer-diplomatik, sehingga praktis mementahkan efek dari embargo tersebut.

“Saat para pejabat Iran merayakan kemenangan yang terwujud setelah 13 tahun ini, awan kesedihan dan kekhawatiran memayungi Israel dan AS. Sebab, dengan berakhirnya embargo persenjataan ini, Iran leluasa melakukan dua hal.”

“Pertama, Iran bisa membeli jet-jet tempur modern seperti Sukhoi 30 dan 35, atau helikopter serbu Rusia. Iran juga bisa membeli jet G-10 buatan China dan tank-tank modern Rusia seperti T-90. Kedua, Iran mampu menjual rudal modern dan speedboatnya, yang bisa memberi pemasukan untuk negara ini dalam melawan sanksi ekonomi AS,” tulis Atwan.

Menurut Atwan, Menlu AS Mike Pompeo mengancam akan menjatuhkan penalti terhadap individu, negara, atau korporasi mana pun yang ingin menjual senjata ke Iran atau menjalin kerja sama militer dengan Teheran. Namun, tulis Atwan, Menteri Perang Israel Bennyi Gantz bersikap lebih “kurang ajar”. Ia mengklaim akan bekerja sama dengan para sekutu Israel dan melakukan segala hal yang dibutuhkan untuk mencegah perkembangan senjata Iran. Gantz berkoar bahwa negara-negara lain mesti melakukan hal serupa.

Kendati begitu, Atwan berpendapat bahwa semua ancaman ini tidak memiliki efek seberapa di dunia nyata. Sebab, Iran tidak berencana membeli senjata dari Mali atau Srilanka, tapi dari Rusia atau China, yaitu dua negara kuat dari sisi ekonomi dan militer, yang jika dijatuhi sanksi oleh AS, hasilnya tidak seperti yang diharapkan Washington.

Di lain pihak, Israel selama dua dekade sesumbar akan menyerang Iran dan menghancurkan fasilitas nuklir beserta infrastrukturnya. Namun hingga kini, Israel tidak mengambil satu pun langkah untuk mewujudkannya, sebab ia tahu serangan ke Iran sama saja dengan kehancuran dirinya sendiri.

Di akhir tulisannya, Atwan menyatakan bahwa masa depan memang tak bisa diprediksi. Namun berakhirnya embargo persenjataan Iran bisa menjadi sebuah kekalahan besar bagi Pemerintahan Donald Trump dan sumber kekhawatiran bagi Israel.

Menurutnya, orang-orang Iran berhak merayakan kemenangan ini; kemenangan yang diperoleh usai perjuangan dan perlawanan sekian lama.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *