Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Analis Irak Bicara Soal Proyek ‘Listrik Politis’ Saudi demi Jauhkan Baghdad dari Teheran

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Ketua Pusat Riset Strategis Irak, al-Ittihad menyatakan bahwa terhubungnya Irak dengan jaringan listrik Saudi tidak akan menyelesaikan problem apa pun. Dr. Mahmoud al-Hashemi menilai bahwa tindakan ini bermuatan politik demi menjauhkan Irak dari Iran.

Menurutnya, pada 2019 lalu, Irak telah meneken kesepakatan dengan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk membuat dua jalur pemasokan listrik sepanjang 300 km. Sebagian dari jalur ini ada di wilayah Kuwait, dan sebagian lainnya di Irak, meski hanya bisa memasok listrik sebesar 500 megawatt saja.

Al-Hashemi menambahkan, Kementerian Listrik Irak mengumumkan bahwa sebagian besar proyek ini telah dilaksanakan. Namun penyambungan listrik dengan Saudi dari Arar hingga al-Yusufiyeh dengan daya 1.000 megawatt dan tekanan 400 hingga 436 kilowatt masih belum dieksekusi, kendati sebelumnya telah disepakati.

Selain itu, imbuh al-Hashemi, jalur penyambungan listrik ini juga dihadapkan dengan sejumlah masalah seperti jarak yang jauh, medan-medan gurun dan berpasir, serta ditambah problem keamanan.

Menurutnya, Saudi menganggap jalur distribusi listrik ini sebagai bagian dari proyek investasi dalam bingkai Visi 2030 Riyadh.

“Pada praktiknya, operasi pendistribusian listrik ke jaringan listrik Saudi tidak berguna, sebab kebutuhan listrik Irak mencapai angka 35 ribu megawatt. Dengan demikian, apa yang bisa dilakukan oleh daya sebesar 500 megawatt saja?”

“Kebutuhan Irak kepada listrik juga lebih dari ini, sebab populasinya terus bertambah. Juga masih ada problem lain. Kadar listrik saat ini (jika terpenuhi) hanya bisa digunakan sebagai penerangan saja. Daya ini tidak cukup untuk menggerakkan alat-alat pabrik dan industri, sebab industri ini telah dihancurkan oleh para penjajah,” papar al-Hashemi.

“Tiada keraguan bahwa tujuan dari dihubungkannya listrik Irak dengan negara-negara anggota GCC bermotif politis demi menjauhkan Irak dari Iran. Ini sama seperti ketika Irak ditekan dengan sanksi-sanksi hingga membuatnya kesulitan melunasi utangnya kepada Iran,” tandasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *