Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Analis Israel: Perang dengan Hizbullah Bukan Arena Permainan Anak

Analis Israel: Perang dengan Hizbullah Bukan Arena Permainan Anak

POROS PERLAWANAN – Analis Israel, Profesor Eyal Zisser dalam tulisannya membahas belakang layar dari ancaman-ancaman yang baru-baru ini diumbar Otoritas Rezim Zionis terhadap Iran dan Hizbullah.

“Peringatan dan ancaman dari pejabat tinggi Badan Keamanan (Israel) di Konferensi Herzliya pekan lalu pada hakikatnya menunjukkan ketakutan atas konfrontasi atau bahkan mungkin perang besar dengan Hizbullah dan Iran”, tulis Zisser di Israel Hayom, Fars melaporkan.

Konferensi Herzliya termasuk salah satu konferensi keamanan-strategis penting Israel. Tujuannya adalah membantu Rezim Zionis untuk mengenal target-target keamanan sekitar dan cara menyikapinya di Tanah Pendudukan. Konferensi ini dihadiri sejumlah besar petinggi politik, militer, dan ekonomi Israel. Selain orang-orang Zionis, beberapa pejabat internasional terkemuka, seperti sejumlah Perdana Menteri, menteri Eropa, dan petinggi organisasi-organisasi ekonomi juga hadir di konferensi tersebut.

“Para petinggi Badan-badan Keamanan Israel di konferensi-konferensi seperti ini seperti para serdadu berdisiplin. Supaya tidak dihujat, mereka seperti biasa menyampaikan statemen-statemen yang bisa memicu kehebohan media.”

“Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata dalam konferensi ini mengatakan bahwa Iran telah meraih kemajuan-kemajuan dalam bidang pengayaan uranium. Meski Teheran belum memutuskan untuk memproduksi bom nuklir, tapi perkembangan-perkembangan negatif di Kawasan akan berujung pada keputusan seperti ini (pembuatan bom nuklir). Kepala Aman (Biro Intelijen Militer Israel) juga memperingatkan bahwa Sekjen Hizbullah, Hasan Nasrallah berada di ambang kekeliruan yang akan menyulut perang di Kawasan.”

“Ancaman-ancaman Otoritas Israel kepada Iran bukan hal baru. Orang-orang Iran praktis telah mendapatkan keinginan mereka serta punya banyak kekuatan dan pengetahuan. Dalam kondisi ini, yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, Israel harus memiliki saraf baja dan selalu siaga. Kekhawatiran utama adalah operasi dari Hizbullah yang akan disusul respons Israel. Kita harus mengingat hal-hal ini seiring dekatnya peringatan perang tahun 2006.”

“Pengalaman menunjukkan bahwa Nasrallah sering kali menilai ancaman-ancaman ini sebagai kelemahan dan ketakutan pihak Israel. Hal ini hanya akan mendorongnya supaya situasi ini tetap terjaga. Perang dengan Hizbullah bukan arena bermain anak-anak,” tandas Zisser.

“Jika Israel sekali lagi melihat dirinya di sisi para pengambil keputusan yang tidak tahu menentukan tujuan perang, dan jika front domestik juga tidak siap untuk menghadapi Hizbullah, dalam kondisi ini kita seolah tidak berbuat apa-apa. Lebih penting dari semuanya, Israel harus sejak awal menghindari konfrontasi yang tujuannya hanya menunda waktu untuk konflik di putaran berikutnya. Menachem Begin (mantan PM Israel) di masa itu mengatakan, ’Kemenangan terbesar yang bisa diperoleh dalam perang adalah mencegah perang’,” pungkasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *