Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Anomali Klaim Demokrasi: Pemerintah AS Ancam ‘Gilas Habis’ Rakyatnya Sendiri

Anomali Klaim Demokrasi: Pemerintah AS Ancam 'Gilas Habis' Rakyatnya Sendiri

POROS PERLAWANAN – Statemen Staf Kementerian Keamanan Internal AS yang mengancam akan menggilas unjuk rasa di Portland, kembali mengingatkan kita akan karakteristik arogan Pemerintah AS, baik di pentas domestik atau internasional.

Barangkali pernyataan pejabat AS ini, bahwa “semua opsi tersedia di atas meja”, menjelaskan bagian dari Hukum Rimba yang mendominasi kebijakan AS sejak lama.

Hal ini pula yang ditegaskan Menlu Iran, Javad Zarif. Ia mendeskripsikan statemen pejabat AS di atas sebagai Hukum Rimba dan pengabaian terhadap prinsip hukum internasional untuk tidak menggunakan kekerasan.

Digunakannya ancaman yang kerap dilontarkan Pemerintahan Donald Trump di kancah internasional, mengungkap krisis internal besar AS di pentas perundang-undangan dan moral. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan ini pasti akan runtuh; pemerintahan yang berusaha keras mengesankan diri sebagai pemerintahan demokratis. Padahal, pemerintahan ini tidak bisa menemukan solusi untuk perang hak-hak sipil di dalam negeri; perang yang sudah terjadi di AS sejak lama dan pada tahun 1968 berujung pada UU Kesetaraan, meski UU ini tidak dijalankan secara benar dan semestinya.

UU Kesetaraan menekankan tiadanya diskriminasi dalam hal penyewaan rumah atau pembagian lapangan kerja. Namun UU ini tidak diimplementasikan secara tepat di semua Negara Bagian AS. Jika seorang warga kulit hitam ingin menyewa rumah di kawasan warga kulit putih, ia mesti menggunakan pengacara untuk bernegosiasi dengan pemilik rumah.

Hal ini masih berlaku di AS hingga sekarang. Barangkali tersulutnya api unjuk rasa dan kebrutalan Polisi AS terhadap warga kulit hitam di berbagai kota menunjukkan sebagian aspek dari fenomena ini dan pengaruhnya terhadap masyarakat di sana.

Sejak 3 abad lalu, AS membangun kebijakan dalam negerinya di atas rasisme dan diskriminasi ras terhadap warga kulit hitam. Padahal warga kulit hitam menganggap diri mereka sebagai bagian dari masyarakat AS. Mereka mengabdi di Tentara AS. Banyak dari mereka yang bertempur untuk AS di Perang Dunia, Perang Vietnam, dan Perang Korea.

Lalu, di manakah demokrasi AS? Di manakah semua model masyarakat AS yang selalu digembor-gemborkan media-media Paman Sam? Di manakah negara demokratis yang senantiasa dipropagandakan mereka?

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *