Loading

Ketik untuk mencari

Opini

AS Susupkan ‘Joker’, Binaan Baru Selain ISIS yang Ditugasi Rusak Norma Agama dan Etika Masyarakat Irak

AS Susupkan 'Joker', Binaan Baru Selain ISIS yang Ditugasi Rusak Norma Agama dan Etika Masyarakat Irak

POROS PERLAWANAN – Andai bukan karena terhalang dukungan AS dan Saudi, kebangkitan rakyat Irak yang dikenal dengan “Intifada Syakban” di tahun 1991 niscaya telah menggulingkan Rezim Saddam Husein.

Di masa itu, AS dan Saudi menyerahkan sejumlah helikopter kepada Saddam dengan dalih untuk mengevakuasi Tentara Irak dari Kuwait. Padahal pada kenyataannya, helikopter-helikopter itu digunakan untuk menghabisi kebangkitan rakyat.

Dilansir al-Alam, AS tahu benar bahwa mereka akan kehilangan kendali atas Irak jika Saddam digulingkan rakyat. Sebab itu, Washington turun tangan membantu Saddam.

Pengeboman sejumlah kota dan provinsi revolusioner dilakukan lebih dari sebulan di depan mata AS, yang kerap mengaku sebagai pembela HAM di Irak.

Sejak tahun 1991 hingga 2003, Irak dikepung AS dalam koridor program minyak sebagai ganti makanan, juga dengan adanya Resolusi 986 Dewan Keamanan yang dirilis tahun 1995.

Hukuman atas Irak itu diperpanjang tiap enam bulan sekali. Meski demikian, Saddam menggunakan tiap pemasukan yang didapat Irak untuk berhura-hura dan membangun lebih dari 100 istana.

Tujuan AS dari kebijakan ini adalah mengambil alih kendali Irak begitu Rezim Saddam digulingkan. AS telah “membeli” sejumlah individu dan membina orang-orang yang tak pernah berjuang melawan Rezim Saddam. Setelah itu, AS membaurkan mereka dengan para pejuang sejati Irak.

Pasca invasi tahun 2003, AS kerap memanfaatkan mereka dan orang-orang dekat Saddam. Benar bahwa orang-orang itu tak terlalu kuat untuk bisa bertahan, namun sebagian dari mereka telah disusupkan AS dalam proses politik Irak.

Seiring berjalannya waktu, kedok mereka tersingkap. Mereka, sebagai pemain ke-12 AS, menggunakan kanal satelit dan media-media Saudi, UEA, dan AS untuk mendiskreditkan tokoh dan kelompok-kelompok pejuang Islam.

AS juga menggunakan mereka untuk mengorganisasi kelompok-kelompok takfiri. Salah satunya adalah ISIS yang telah menduduki sepertiga wilayah Irak dan membantai ribuan warga.

Namun, berkat fatwa bersejarah Ayatullah Ali Sistani, al-Hashd al-Shaabi pun terbentuk. Kelompok relawan rakyat ini bahu-membahu dengan Tentara Irak dalam membasmi ISIS.

Setelah hancurnya ISIS, saat ini AS berupaya membina kelompok yang “lebih haus darah” daripada ISIS. Musuh baru Irak ini sangat berbahaya, karena penampilan luarnya yang mengelabui dan tidak memamerkan kekerasan. Namun, yang disasar mereka adalah norma agama dan etika masyarakat Irak.

Kelompok baru binaan AS ini adalah para Joker Irak dan sejumlah organisasi sipil dengan pola pikir menyimpang seperti LGBT.

Warga Irak sadar bahwa ISIS, pelaku penyimpangan moral, kelompok Joker, dan sisa-sisa Rezim Saddam adalah pion-pion AS. Andai bukan karena dukungan AS, Kedubes Barat, dan sokongan dana Saudi, niscaya kelompok-kelompok ini tak akan bisa tampil di kancah politik Irak.

Warga Irak tahu bahwa cara terbaik untuk menggagalkan rencana jahat AS adalah berpegang teguh pada norma agama, prinsip etika, dan mematuhi bimbingan ulama panutan, serta membela al-Hashd al-Shaabi dan berkomitmen pada persatuan nasional.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *