Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Ayatullah Khamenei Paparkan Peran Vital dan Strategi Cemerlang Imam Khomeini dalam Kemenangan Iran di Perang Teluk I

Ayatullah Khamenei Paparkan Peran Vital dan Strategi Cemerlang Imam Khomeini dalam Kemenangan Iran di Perang Teluk I

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Ayatullah Ali Khamenei dalam peringatan Pertahanan Suci (Perang Iran-Irak) menyatakan, Saddam Hussein yang ambisius itu hanyalah sebuah alat di tangan kekuatan-kekuatan besar dunia saat itu, terutama AS.

“Aktor-aktor utama dalam perang saat itu adalah AS, yang telah dipermalukan oleh Revolusi Islam Iran, kekuatan-kekuatan yang mencemaskan munculnya sebuah identitas baru Islam-Iran di Kawasan, NATO, dan negara-negara Eropa Barat serta Timur. Merekalah yang mendorong Saddam untuk menginvasi Iran,” kata Ayatullah Khamenei.

Seraya menyebut bocornya dokumen-dokumen kesepakatan AS-Saddam sebelum dimulainya perang, Ayatullah Khamenei menerangkan bahwa selama perang berlangsung, Rezim Baath mendapat sokongan militer, intelijen, dan dana dari Barat serta Timur, yang dikirim melalui UEA, Kuwait, Saudi, dan jalur-jalur lain.

Selain provokasi Barat, kondisi tak menentu di dalam Iran juga turut mendorong Saddam melancarkan agresi.

“Kondisi berantakan Tentara dari sisi fasilitas dan komando di awal perang, IRGC yang masih berusia muda, dan kelangkaan fasilitas pertahanan, adalah realita-realita yang diketahui musuh, sehingga memicu mereka untuk mengobarkan perang,” paparnya.

Ayatullah Khamenei lalu menjelaskan faktor-faktor yang bisa membuat rakyat Iran bertahan selama 8 tahun dan melakukan perlawanan luar biasa meski dikeroyok banyak pihak.

Menurut beliau, kepemimpinan Imam Khomeini dari awal hingga akhir perang adalah faktor yang sangat menentukan dan vital.

“Sejak awal, Imam telah memahami aspek dan kadar sesungguhnya dari perang ini. Dengan pemahamannya yang menakjubkan, Imam menegaskan bahwa ini bukan perang antara dua negara tetangga. Namun perang antara Sistem Islam dengan musuh-musuh Revolusi Islam yang berada di belakang Saddam,” tuturnya.

Dilibatkannya rakyat dalam kancah perang juga merupakan salah satu keputusan bijaksana Imam Khomeini. Sebab, kata Ayatullah Khamenei, Imam tahu bahwa keberadaan Angkatan Bersenjata saja tidak memadai untuk menghadapi agresi musuh.

“Imam, dengan ketegasan luar biasa dan tiada tara, memberikan instruksi dan melapangkan segala jalan. Penekanan Beliau untuk mematahkan pengepungan Abadan, pembebasan Khorramshahr dan Susangerd adalah salah satu contoh ketegasan ini,” lanjut Ayatullah Khamenei.

Menurut Pemimpin Tertinggi, Imam Khomeini juga pandai mengambil sikap sesuai dengan momen-momen saat terjadinya perang.

“Imam memberi semangat kepada rakyat, ‘meremehkan’ musuh di saat-saat yang diperlukan, mencegah dampak negatif dari sukacita pasca kemenangan, dan memberi motivasi kepada para pejuang. Ini adalah cara-cara yang digunakan Sang Bapak Penyayang ini dalam mengelola Pertahanan Suci hingga akhir,” tandasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *