Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Bandingkan Nasib AS Era Trump dan Biden, Senator Republik: Dulu Kita yang Tekan Iran, Kini Iran yang Balik Tekan Kita

POROS PERLAWANAN – Seorang anggota Kongres AS dari Partai Republik mengomentari situasi yang terjadi usai Joe Biden menggantikan Donald Trump sebagai Presiden AS.

“Kita berada dalam posisi ditekan oleh Iran di masa Joe Biden, setelah dahulu menekan Iran di era Donald Trump. Apa hasilnya? Sekarang Iran lebih dekat ke bom nuklir daripada sebelumnya”, cuit Claudia Tenney, diberitakan Fars.

Trump pada tahun 2018 secara sepihak keluar dari JCPOA, dan dengan demikian melanggar semua komitmen Washington terkait kesepakatan tersebut dan Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB.

Mantan PM Israel, Benyamin Netanyahu berkali-kali mengaku bahwa dialah yang memprovokasi Trump untuk keluar dari JCPOA.

Trump dan Netanyahu berharap, kebijakan Tekanan Maksimum bisa memaksa Iran datang ke meja perundingan dan membuat kesepakatan baru yang “lebih baik daripada JCPOA”.

Trump lengser dari jabatan Presiden AS pada 20 Januari lalu, tanpa mampu mewujudkan satu pun dari tujuan-tujuan anti-Irannya. Selain itu, Trump juga menjadi sasaran hujatan di dalam negeri lantaran tidak memiliki strategi untuk menghadapi Iran, memperluas ketegangan dengan Teheran, dan kian pesatnya program nuklir Iran selama ia memerintah AS.

Para pejabat Pemerintahan Biden kerap mengakui kegagalan kebijakan Tekanan Maksimum atas Iran. Mereka mengaku ingin kembali ke JCPOA. Namun hingga saat ini, mereka tidak melakukan hal-hal yang diperlukan untuk kembali ke JCPOA.

Saat ini, banyak mantan anggota Pemerintahan Netanyahu yang mengakui langkah AS keluar dari JCPOA sebagai kesalahan. Mereka menilai, langkah ini justru menguntungkan program nuklir Iran.

Beberapa hari lalu, New York Times mengutip statemen dari mantan Menteri Perang Israel Moshe Yaalon, yang dahulu mendukung keras keluarnya AS dari JCPOA. Dalam sebuah konferensi, Yaalon berkata bahwa keluarnya Trump dari JCPOA adalah “kesalahan besar yang dilakukan gara-gara provokasi Netanyahu”.

Ia menyebut tindakan ini sebagai “keputusan terburuk selama 10 tahun terakhir terkait Iran”.

NYT menyatakan, keluarnya AS dari JCPOA adalah “keputusan terkait keamanan nasional AS yang paling lemah, destruktif, dan terbodoh yang diambil setelah era Perang Dingin”.

Mantan Direktur Mossad, Efraim Halevy beberapa waktu lalu juga mengatakan kepada Haaretz, hasutan Netanyahu kepada Trump untuk keluar dari JCPOA adalah sebuah kesalahan. Provokasi ini telah mendatangkan kekalahan terburuk dan bersejarah bagi Tel Aviv.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *