Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Berbekal Tuduhan Palsu dan Rekayasa, Saudi Bisa Seenaknya Hukum dan Siksa Siapapun yang Aktif dan Peduli Bantu Palestina

Berbekal Tuduhan Palsu dan Rekayasa, Saudi Bisa Seenaknya Hukum dan Siksa Siapapun yang Aktif dan Peduli Bantu Palestina

POROS PERLAWANAN – Wakil Direktur Human Rights Watch di Asia Barat, Michael Page mengatakan, dengan melihat “sejarah panjang Arab Saudi dalam pengadilan semena-mena,” ada kemungkinan negara itu akan menghukum tahanan Palestina dan Yordania dengan “tuduhan palsu” dan “penyiksaan berat.”

Arab Saudi telah menahan lebih dari 60 warga Palestina dan Yordania lantaran bantuan mereka untuk Palestina. Riyadh melayangkan tuduhan palsu seperti “membantu kelompok teroris dan memberikan sokongan dana” kepada para tahanan tersebut.

Dalam surat dakwaan yang diajukan Arab Saudi, pihak Kejaksaan menyebut alasan-alasan penahanan menggelikan seperti kepemilikan minyak zaitun, pengiriman hewan kurban ke Gaza, dan kepemilikan buku-buku tentang sejarah Palestina.

Menurut Page, sebagian dari para tahanan itu mengabarkan sejumlah pelanggaran mengerikan yang terjadi di penjara-penjara Saudi. Itu pun dilakukan bahkan pada saat wabah Corona mengancam nyawa para tahanan.

HRW telah melakukan wawancara dengan enam orang dekat dari tujuh tahanan Palestina atau Yordania, yang mereka semua memilih tetap anonim lantaran takut akan pembalasan Saudi.

Dalam wawancara itu, mereka mengatakan bahwa aparat keamanan Saudi tiba-tiba menyerbu ke rumah 5 tahanan tersebut di tahun 2018, sementara 2 tahanan lain ditangkap aparat di bandara.

Keluarga para tahanan menyebut sejumlah pelanggaran yang dilakukan aparat keamanan Saudi dalam menangkap tahanan, seperti penculikan tahanan, penyiksaan, dan pengurungan tahanan di sel khusus dalam waktu lama.

Sebagian dari mereka menyatakan, anggota keluarga mereka tiba-tiba saja menghilang selama beberapa pekan hingga 6 bulan. Mereka lalu melaporkan kehilangan kerabat mereka kepada pihak kepolisian. Namun para petinggi Saudi menyangkal keberadaan orang-orang hilang itu di penjara.

Sebagian kerabat tahanan juga sempat melihat surat perintah penangkapan. Dalam surat perintah tersebut ada tuduhan-tuduhan seperti keanggotaan dalam kelompok teroris dan memberi bantuan kepada mereka, tapi tanpa dijelaskan kelompok teroris mana yang dimaksud.

Sebelum ini, Andrew Anderson, Direktur Eksekutif organisasi pembela HAM Front Line Defenders, dalam wawancara dengan al-Jazeera menyebut Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai “pelanggar besar hak asasi manusia.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *