Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Bin Salman Gunakan Iranofobia demi Tenangkan Hati Tel Aviv

Bin Salman Gunakan Iranofobia demi Tenangkan Hati Tel Aviv

POROS PERLAWANAN – Sebagian Pemerintahan Arab melakukan upaya aneh untuk mengulang-ulang versi AS-Israel soal tiadanya keamanan dan stabilitas di Kawasan. Dengan menggunakan isu Iranofobia, mereka menyebut Teheran sebagai penyebab ketidakamanan dan instabilitas regional.

Dilansir al-Alam, dalam setiap pertemuan antara para pemimpin pemerintahan-pemerintahan ini, versi ini selalu digulirkan dengan harapan bisa mengesankannya sebagai fakta, padahal itu bertolak belakang dengan apa yang dilihat dan didengar warga Arab.

Dalam lawatan luar negeri pertamanya setelah kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, Muhammad bin Salman berkunjung ke Mesir dan Yordania pada Selasa 21 Juni kemarin.

Hal yang mengherankan adalah, apa yang dicemaskan Putra Mahkota Saudi dan para tuan rumahnya di Kairo dan Amman bukanlah Palestina, Yahudisasi Quds, ancaman penghancuran Masjid Aqsa, penelantaran rakyat Palestina, penghinaan Zionis terhadap Nabi Muhammad s.a.w dan Arab, pendudukan Golan dan wilayah Lebanon oleh Israel, atau pencurian gas dan minyak Palestina.

Semua ini seolah hal lumrah yang tak perlu dicemaskan. Satu-satunya yang membuat mereka khawatir sehingga harus memberi peringatan kepada bangsa-bangsa Arab adalah “Iran”.

Dalam statemen bersama usai pertemuan Bin Salman dengan el-Sisi disebutkan, ”Kedua belah pihak mendukung upaya internasional untuk menghalangi Iran memperoleh senjata nuklir dan mencegah penyebaran nuklir.”

Dalam statemen ini, juga ada kata-kata kunci seperti: penekanan agar tidak ada intervensi di urusan negara lain dan menghindari pengacauan ketenangan Kawasan dengan cara mendukung milisi bersenjata dan mengancam jalur pelayaran internasional.

Setelah berakhirnya kunjungan Bin Salman ke Yordania, seorang pejabat negara itu mengatakan, Riyadh dan Amman mencemaskan ambisi nuklir Iran dan “peran Teheran dalam mengacaukan stabilitas Kawasan”.

Para pakar sudah menegaskan, semua tahu bahwa pihak perusak stabilitas di Kawasan adalah Israel, dengan gudang senjata nuklir dan ratusan hulu ledak atom yang dimilikinya. Bahkan Rezim Zionis ini enggan bergabung dengan NPT dan menolak pemeriksaan IAEA ke fasilitas-fasilitas nuklirnya.

Tak perlu diingatkan siapa yang memulai ancaman terhadap pelayaran internasional, yaitu ketika Israel mengejar tanker-tanker Iran dan menahannya dengan dalih telah melanggar hukum AS.

Apakah perlu disebutkan bahwa penjajahan, agresi, pembajakan, dan teror adalah faktor-faktor terpenting yang merusak keamanan regional dan internasional?

Soal dukungan untuk milisi bersenjata, itu adalah sesuatu yang diakui dan dibanggakan Iran. Sebab, andai bukan karena dukungan ini, Palestina akan terlupakan dan tanah-tanah Lebanon bakal masih diduduki Israel hingga sekarang.

Milisi bersenjata yang dimaksud para penguasa Arab ini adalah mereka yang dimusuhi Rezim Zionis, yaitu faksi-faksi Perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam, Hizbullah, dan semua kelompok yang menentang arogansi AS-Israel.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *