Loading

Ketik untuk mencari

Irak

Damaskus Kecam Serangan Udara AS ke Perbatasan Irak-Suriah sebagai ‘Pertanda Buruk’ Pemerintahan Baru AS di Bawah Biden

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Damaskus mengecam serangan udara AS terhadap posisi pasukan kontra-terorisme Irak di perbatasan Irak-Suriah, yang menewaskan satu orang dan melukai empat lainnya, menggambarkannya sebagai “pertanda buruk” dari Pemerintahan Presiden baru AS, Joe Biden.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi SANA pada Jumat, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa negaranya “mengutuk keras tindakan agresi Amerika” terhadap fasilitas yang digunakan oleh pasukan Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak -lebih dikenal sebagai Hashd al-Sha’abi- di titik perbatasan di Provinsi Day al-Zawr, Suriah timur.

“Dalam pelanggaran mencolok terhadap aturan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, pesawat tempur AS pada Kamis, 25 Februari 2021, melancarkan agresi [tindakan] pengecut dengan membom beberapa daerah di Provinsi Day al-Zawr dekat perbatasan Suriah-Iraq,” katanya.

“Ini adalah pertanda buruk mengenai kebijakan Pemerintahan AS yang baru yang harus mematuhi norma-norma internasional,” tambah pernyataan itu.

Tindakan militer, yang pertama dari jenisnya di bawah Presiden AS Joe Biden, telah ditanggapi dengan reaksi negatif, dengan banyak pengamat menyamakan pendekatan Biden dengan pendahulunya yang agresif, Donald Trump.

Pasukan perlawanan Irak terus memerangi sisa-sisa kelompok teroris Takfiri ISIS lintas wilayah perbatasan Irak dan Suriah dalam koordinasi dengan Pemerintah kedua negara.

Sebuah sumber informasi mengatakan kepada Press TV bahwa satu orang telah kehilangan nyawanya dan empat lainnya terluka dalam tindakan agresi militer AS.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah serangan itu, Jubir Pentagon John Kirby mengatakan serangan yang diotorisasi oleh Biden itu telah “disengaja” dan dimaksudkan untuk “deeskalasi situasi keseluruhan di Suriah timur dan Irak”.

Menteri Pertahanan AS juga berterima kasih kepada Baghdad karena membantu dengan apa yang dia sebut sebagai masukan intelijen, dalam sebuah klaim yang “mengejutkan” Pemerintah Irak.

Kementerian Pertahanan Irak membantah klaim tersebut dalam sebuah pernyataan dan menegaskan bahwa kerja sama Baghdad dengan koalisi militer pimpinan AS hanya terbatas untuk memerangi terorisme dan menghindari ancaman terhadap Irak dengan cara yang tidak mengganggu kedaulatan negara dan integritas teritorial.

Tindakan militer itu disebut-sebut sebagai pembalasan atas serangan baru-baru ini terhadap pangkalan dan misi Amerika di Irak, yang dituduhkan Washington pada apa yang disebut kelompok Poros Perlawanan Irak “yang didukung Iran”.

Dalam serangan tersebut, Roket menghantam Zona Hijau Baghdad, yang menampung Kedutaan AS dan misi lainnya, pada Senin. Pangkalan militer Amerika di Erbil International juga diserang beberapa hari sebelumnya.

Kelompok Poros Perlawanan Irak dan banyak pejabat Irak, bagaimanapun, dengan tegas menolak tuduhan Washington, menyalahkan elemen-elemen “nakal” atas serangan tersebut.

Outlet media Pro-Barat menggambarkan serangan udara AS terhadap perbatasan Irak-Suriah sebagai “sinyal” ke Iran, yang diklaim oleh Washington menggunakan Hashd al-Sha’abi Irak sebagai kekuatan “proxy” di negara tetangga.

Iran telah berulang kali menolak tuduhan terkait peran apa pun dalam serangan yang menargetkan pangkalan Amerika di Irak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *