Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Debat Pilpres ‘Paling Barbar’ Trump vs Biden, Ungkap Kemerosotan Parah Demokrasi AS

Debat Pilpres 'Paling Barbar' Trump vs Biden, Ungkap Kemerosotan Parah Demokrasi AS

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, harian Washington Post menganalisis debat pertama antara Donald Trump dan Joe Biden, kandidat dari Partai Republik dan Demokrat untuk Pilpres AS. Menurut harian ini, debat tersebut telah menggambarkan AS sebagai negara kacau-balau yang tengah merosot.

“Debat pertama Pilpres, yang ditingkahi penghinaan personal, jeda, dan perang kata-kata, telah memunculkan persepsi di banyak negara-negara asing, bahwa kepresidenan Trump telah begitu melemahkan demokrasi AS,” tulis Washington Post.

Sebuah harian Swiss menulis, ”Debat penuh kebencian ini adalah cerminan negara yang bahkan tak sanggup lagi menyelenggarakan acara debat yang bermartabat.”

Menurut Reuters, penghinaan Trump dan dipotongnya pembicaraan Biden olehnya telah mencemarkan acara debat tersebut. Dengan mengamati tanggapan dari para sekutu AS, Reuters menilai bahwa debat hanya mendapat respons dingin dari mereka.

Reuters menyebut debat tersebut sebagai “konflik politik melelahkan,” yang hanya dipenuhi dengan penghinaan dan serangan personal para kandidat.

Harian Spanyol, El Pais menyebut debat Trump-Biden sebagai “pertunjukan kacau yang sungguh mencengangkan bagi ‘negara terkuat’ di dunia”.

Politisi konservatif Jerman, Norbert Rottgen berkomentar, ”Sungguh mengkhawatirkan bahwa AS telah tiba pada suatu tahap, yang di situ para kompetitor untuk kantor (kepresidenan) terkuat di dunia tidak bisa membahas satu masalah penting di negara itu secara sistematis.”

Harian Jerman, Bild menulis, ”Duel paling barbar sepanjang masa… Seharusnya ini adalah kesempatan Biden untuk bicara soal kebijakan-kebijakan dan pandangannya soal AS, bukan malah berdebat kusir (Trump). Bisa dikatakan bahwa Biden dan Demokrat telah kehilangan kesempatan besar ini.”

Jubir Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov dalam jumpa pers mengatakan, ”Kita semua menyaksikan perputaran arah baru dalam budaya politik AS. Namun kami tidak ingin memberi penilaian atau komentar, sebab ini bisa langsung ditafsirkan sebagai upaya intervensi (dalam Pilpres AS).”

Harian Sun, yang merupakan koran dengan oplah terbesar di Inggris, menulis, ”Debat ini telah menghilangkan minat para pemirsa, lantaran banyaknya perang verbal yang mereka saksikan.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *