Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Trump Tampil Menyebalkan dan Gagal Curi Poin di Debat Pertama, Membuat Timsesnya Panik dan Kecewa

Trump Tampil Menyebalkan dan Gagal Curi Poin di Debat Pertama, Membuat Timsesnya Panik dan Kecewa

POROS PERLAWANAN – Para sekutu Donald Trump berpendapat, ketidakmampuannya dalam memanfaatkan kesempatan saat debat pertama telah menyia-nyiakan semua usaha tim kampanyenya.

Dikutip Fars dari NBC News, pihak-pihak yang mengetahui situasi di dalam tim kampanye Trump menyatakan bahwa pasca debat pertama, tim kampanye Trump dipenuhi rasa kekhawatiran, kepanikan, dan kebungkaman.

Menurut pihak-pihak ini, Trump berkali-kali telah kehilangan peluang untuk “mencuri poin” dari Joe Biden. Semestinya ia bisa menjadikan statemen rasis Biden sebelum ini sebagai senjata untuk menyudutkannya, atau membicarakan program mendatangnya jika terpilih kembali.

“Trump telah kehilangan kesempatan yang tersisa untuk mengubah format Pilpres dan menghindarkan dirinya dari status pecundang dalam kompetisi ini,” ujar salah satu mantan petinggi Gedung Putih.

Dua staf tim kampanye Trump juga menilai, dia telah gagal memaparkan program-programnya. Trump justru membicarakan programnya saat yang diperdebatkan adalah topik lain.

Salah satu perilaku Trump yang banyak ditanggapi negatif adalah ia kerap memotong pembicaraan Biden. Salah satu penasihat kampanye Trump berpendapat, semestinya ia membiarkan Biden terus bicara agar ia sendiri yang merusak kredibilitasnya dengan statemen-statemen keliru.

Ketua DPR AS dari Demokrat, Nancy Pelosi mengatakan bahwa satu-satunya hal yang mesti dilakukan saat Trump memotong pembicaraan Biden adalah mematikan mikrofonnya.

Senator Republik Mitt Romney menyebut debat pertama itu “memalukan.” Sedangkan John Boozman, Senator Republik dari Indiana, mendeskripsikannya sebagai “program yang sangat tidak matang”.

Netizen AS juga menyoroti kekacauan yang terjadi sepanjang debat tersebut. Kebanyakan dari mereka mengkritik perilaku tak pantas Trump. Ketidakmampuan pembawa acara untuk mengendalikan para kandidat, juga upaya tiap kandidat dalam memotong pembicaraan rivalnya, memicu kritik tajam netizen dan membuat mereka berkomentar sarkastis.

Seorang pengguna Twitter mencuit, ”Stres akibat debat ini sudah cukup untuk membuatku mati di usia ke-35”.

Peter Suderman, kolomnis di situs Reason, menulis, ”Sisi positif debat ini adalah saya lebih dekat menuju kematian di penghujung 90 menit debat. Ketegangan di debat pertama telah membuat banyak pemirsa yang sewot dan mengungkap ketidakpuasan mereka di dunia maya”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *