Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Dengan Nada Pongah dan Bombastis, Trump Umumkan Normalisasi Hubungan Bahrain-Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan normalisasi hubungan bilateral antara Bahrain dan rezim pendudukan Israel. Menjadikan Bahrain sebagai negara Arab kedua yang bergabung dalam kesepakatan yang secara luas dikecam sebagai pengkhianatan terhadap bangsa Palestina dan perjuangan Palestina.

Trump mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Jumat bahwa Bahrain telah setuju untuk bergabung dengan Uni Emirat Arab (UEA) dalam melakukan apa yang dia sebut kesepakatan damai untuk menormalkan hubungan dengan Tel Aviv.

“Terobosan BERSEJARAH lain hari ini! Dua teman HEBAT kita Israel dan Kerajaan Bahrain menyetujui Kesepakatan Damai -negara Arab kedua yang berdamai dengan Israel dalam 30 hari!”- Donald J. Trump (@realDonaldTrump), 11 September 2020.

Trump juga melampirkan pada tweet terpisah sebuah pernyataan bersama, bahwa ketiganya telah menyetujui dan menyatakan komitmen untuk “pembentukan hubungan diplomatik penuh antara Israel dan Kerajaan Bahrain”.

Mereka juga membual dalam pernyataannya bahwa kesepakatan itu adalah “terobosan bersejarah”, dan mengklaim bahwa perjanjian itu bertujuan untuk meningkatkan “stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di kawasan”.

Bahrain telah setuju untuk meresmikan kesepakatan dengan Israel dalam sebuah upacara yang akan digelar pada 15 September di Gedung Putih, yang Uni Emirat Arab juga akan menandatangani kesepakatan dengan rezim penjajah pada kesempatan yang sama.

Israel dan UEA menyetujui kesepakatan yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan pada 13 Agustus lalu. Berdasarkan perjanjian tersebut, rezim Tel Aviv konon telah setuju untuk menangguhkan “sementara” penerapan kebijakan aneksasinya atas wilayah Tepi Barat dan Lembah Jordan.

Palestina dengan suara bulat mengecam kesepakatan damai UEA-Israel, yang bertentangan dengan konsensus Arab yang lama bahwa setiap normalisasi hubungan dengan rezim Tel Aviv harus dilakukan dalam konteks penyelesaian konflik Israel-Palestina dan pembentukan negara Palestina yang berdaulat.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *