Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Diancam Otoritas Saudi Agar Bungkam dan Rahasiakan Penyakit Kronisnya dari Keluarga, Aktivitis HAM Dr Abdullah Al-Hamid Akhirnya Tewas di Penjara

800x375-inhumane-treatment-in-saudi-jail-leads-to-death-of-human-rights-defender-rights-groups-1587745782656.jpg

POROS PERLAWANAN – Direktur Penelitian Timur Tengah pada Amnesty Internasional, Lynn Maalouf mengomentari kematian Dr. Abdullah Al-Hamid yang meninggal di tahanan Arab Saudi.

“Kami terkejut dan berduka mendengar kematian Al-Hamid, mengingat ia ditahan karena aksi damainya,” kata Maalouf.

“Al-Hamid adalah pembela hak asasi manusia yang gagah berani di Arab Saudi, dan dia bertekad membangun dunia yang lebih baik untuk semua,” kenangnya.

Lynn Maalouf juga menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabat Al-Hamid, karena selama delapan tahun terakhir, kehadiran Al-Hamid di tengah mereka telah dirampas Rezim Saudi dengan penindasan tak manusiawi.

Amnesty Internasional menegaskan, bahwa aktivitas Al-Hamid yang luar biasa akan terus bergema di seluruh kawasan. “Sedari awal, Al-Hamid dan tahanan aktivis lain seharusnya memang tidak dipenjara,” tukas Maalouf.

Selain itu, Peneliti Timur Tengah untuk Amnesty Internasional tersebut juga memperbarui seruannya kepada pihak berwenang Saudi untuk membebaskan, segera dan tanpa syarat, seluruh tawanan aktivis. “Sebab mereka ditahan hanya kerena menggunakan hak asasi mereka secara damai,” tegas Lynn Maalouf.

Al-Hamid, ayah dari 8 anak itu meninggal di penjara Saudi pada usia 69 tahun. Dia adalah anggota pendiri Asosiasi Hak Sipil dan Politik Saudi (ACPRA) yang terkenal dengan slogan “Kenali hak-hak Anda”.

Menurut Amnesty Internasional, asosiasi tersebut mempromosikan hak-hak yang diabadikan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, serta perjanjian dan standar internasional lain.

Menurut laporan Amnesty Internasional, Al-Hamid menderita tekanan darah tinggi dan dokter mengatakan kepadanya, tiga bulan lalu, agar ia menjalani operasi jantung. Sementara otoritas Saudi mengancamnya, jika ia memberitahukan kondisi kesehatannya kepada keluarga, maka rezim akan memutus hubungannya dengan mereka.

Pada 9 April 2020, Al-Hamid menderita stroke dan dia tetap di tahanan, sekalipun ia menderita koma di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Al-Shemaysi, Riyadh.

Selama hidup, Al-Hamid telah banyak menulis tentang hak asasi manusia dan independensi peradilan. Dia adalah profesor di bidang sastra komparatif kontemporer di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, sebelum dipecat karena aktivitas sosialnya.

Al-Hamid telah berulangkali diadili karena aktivitas damainya sejak 1993. Pada Maret 2012, Ali Muhammad Al-Qahtani yang juga salah satu anggota pendiri ACPRA ditangkap. Mereka diinterogasi terkait kegiatan asosiasi.

Pada Maret 2013, Al-Hamid dijatuhi hukuman penjara 11 tahun, sementara Al-Qahtani divonis 10 tahun, dengan dakwaan “melawan penguasa”, memfitnah pejabat dan otoritas saudi secara terbuka, juga tuduhan melanggar ketertiban dengan memprovokasi massa untuk melanggar sistem dan melakukan demonstrasi, serta dianggap menghasut organisasi internasional yang memberatkan Kerajaan.

Para pegiat media sosial gencar membincang kematian Al-Hamid dengan tagar #Abdullah_Al-Hamid. Mereka mengkritik kebijakan represif rezim Saudi. Sebagian mengingat kembali kasus jurnalis Jamal Khashoggi yang diasingkan dan dibunuh di Turki dengan dimutilasi pada 2 Oktober 2018.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *