Dibantu Antek Zionis dan Abu Dhabi di Irak, Washington Tekan Baghdad Normalisasi Hubungan dengan Tel Aviv
POROS PERLAWANAN – Seorang analis politik Irak, Saad Muhammad al-Kaabi mengatakan Pemerintah AS dalam kunjungan Mustafa al-Kadhimi ke Washington telah menekannya untuk menjalin hubungan dengan Israel.
Di lain pihak, Israel juga memanfaatkan lawatan PM Irak ke Washington untuk mendesak agar Baghdad mengembalikan kewarganegaraan orang-orang Yahudi yang meninggalkan Irak pada awal abad lalu.
Dilansir Fars, Pemerintah Irak pada tahun 1950 mengesahkan UU yang mencabut kewarganegaraan orang Yahudi yang telah atau akan meninggalkan Irak, baik secara legal maupun ilegal.
“Melalui sejumlah pihak, termasuk Pemerintah AS, Rezim Zionis berusaha menekan Irak untuk menormalisasi hubungan. Pihak-pihak Zionis juga meminta dikembalikannya status kewarganegaraan Irak bagi etnis Yahudi yang meninggalkan negara itu di awal abad ke-20,” kata al-Kaabi kepada al-Maalomah.
“Beberapa pihak di Irak, terutama yang berhubungan dengan UEA dan mendapat dukungan Abu Dhabi, juga melakukan tekanan kepada Pemerintah untuk mempertahankan Tentara AS dan menjalin hubungan dengan Rezim Zionis. Tujuan mereka adalah meraih lebih banyak hasil dalam Pemilu mendatang,” lanjutnya.
Menurut laporan Middle East, Wakil Ketua Dewan Legislator Yahudi Britania, Edwin Shuker, juga mengajukan permintaan serupa kepada al-Kadhimi menjelang lawatannya ke AS.
“Ambillah tindakan berani untuk mewujudkan keadilan bagi komunitas Yahudi Irak. Tampaknya sudah tiba saat untuk menghentikan kebijakan pengusiran orang lantaran ras atau agama mereka. Irak tidak bisa membangun masyarakat madani yang hak-hak warganya terlindungi, selama masih ada kelompok-kelompok di sana, termasuk Yahudi, yang masih tertindas dan tidak memperoleh hak mereka,” tulis Shuker dalam suratnya kepada al-Kadhimi.
Seraya mengklaim bahwa etnis Yahudi Irak siap membantu rekonstruksi negara tersebut, Shuker menyatakan sudah saatnya Pemerintah Irak “mengakhiri era gelap kezaliman dan menjalin hubungan dengan semua warga Irak di seluruh dunia”.
Shuker mengaku, dia sudah berkali-kali melawat ke Irak, serta mengunjungi berbagai kota seperti Baghdad, Bashrah, Najaf, dan Mosul, termasuk tempat-tempat ibadah Yahudi.