Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Dibantu Rusia, Pemerintah Sambung Kembali Saluran Air Minum Warga Suriah yang Diputus Turki

Dibantu Rusia, Pemerintah Sambung Kembali Saluran Air Minum Warga Suriah yang Diputus Turki

POROS PERLAWANAN – Setelah 2 pekan mengalami krisis air akibat diputusnya saluran air stasiun Alouk oleh Turki dan milisi pro-Ankara, akhirnya warga al-Hasakah di timur laut Suriah kembali memperoleh air minum.

Stasiun pompa air Alouk memasok persediaan air minum untuk hampir satu juta warga di al-Hasakah dan sekitarnya.

Dikutip Fars dari kantor berita SANA, Gubernur al-Hasakah Ghassan Khalil menyatakan, berkat usaha Pemerintah dan tekanan internasional, air minum dari stasiun Alouk kembali disalurkan ke rumah-rumah warga.

“17 dari 30 sumur dan 4 mesin pompa telah difungsikan. Upaya untuk memfungsikan sumur-sumur lain juga tengah dilakukan,” papar Khalil.

Tim teknis Dinas Air Minum al-Hasakah dalam dua hari terakhir bekerja keras di stasiun Alouk. Mereka memperbaiki stasiun tersebut, serta memulihkan fungsi sumur dan alat pompa air. Sebelum ini, stasiun itu dijarah dan dirusak oleh milisi yang didukung Turki.

“Saat ini, kami sedang memeriksa jalur listrik alternatif untuk stasiun listrik Alouk. Bersama dengan kawan-kawan dari Rusia, kami berupaya mengatasi semua problem pasokan listrik ke stasiun ini, sehingga bisa memiliki listrik memadai untuk kembali bekerja,” kata Khalil.

Ia menambahkan, sebuah tim dari warga sekitar bertugas untuk mengawasi dan menjaga stasiun Alouk. Dengan demikian, mereka bisa melaporkan jika ada upaya perusakan dari milisi bersenjata. Khalil berkata, mereka bekerja sama dengan Rusia dalam menjaga stasiun tersebut.

Sebelum ini, Wakil Suriah untuk PBB, Bashar Jaafari menuntut agar Sekjen PBB turun tangan menangani krisis air di al-Hasakah.

“Tentara agresor Turki menggunakan air sebagai senjata terhadap warga sipil. Turki telah menghalangi akses satu juta warga al-Hasakah dari air minum. Mereka secara sengaja telah memutus pasokan air minum dari stasiun air Alouk selama lebih dari 15 hari,” kata Jaafari.

“Tindakan ini dilakukan karena warga al-Hasakah mendukung Pemerintah Damaskus dan menentang rezim agresor Turki,” imbuhnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *