Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Dicurigai Jalankan Misi Mata-mata, Warga AS Berkebangsaan Israel Ditangkap di Lebanon

Dicurigai Jalankan Misi Mata-mata, Warga AS Berkebangsaan Israel Ditangkap di Lebanon

POROS PERLAWANAN – Harian Lebanon, al-Akhbar memberitakan penangkapan Shlomo Zalman, warga AS berkebangsaan Israel. Dia ditangkap atas kerja sama aparat keamanan dan Biro Intelijen Lebanon setelah memasuki Beirut selama 24 jam secara mencurigakan.

Dilansir al-Alam, setelah Zalman ditangkap, Kedubes AS segera mengontak instansi-instansi terkait di Lebanon. Terbetik informasi bahwa para petinggi AS di Washington juga menghubungi pihak-pihak Lebanon untuk membebaskan Zalman.

Pada 13 September silam, mobil patroli Keamanan Publik Lebanon menangkap Zalman di dekat salah satu hotel di jalan al-Hamra, Beirut. Harian Jerusalem Post melaporkan, Zalman baru-baru ini mendaftar di sebuah sekolah di Yerusalem (Quds). Pada Senin 12 September, ia tiba di Lebanon melalui bandara Beirut setelah memesan hotel secara daring.

Setibanya di bandara, Zalman menyerahkan paspornya kepada petugas. Setelah mendapatkan izin masuk, ia pergi ke hotel dengan taksi. Namun saat pegawai hotel memeriksa dokumen Zalman, ia menyadari bahwa nama keluarganya berbeda dengan yang tertulis di paspor.

Dalam surat penangkapan yang sampai ke tangan al-Akhbar, disebutkan bahwa dia berkebangsaan Israel dan berniat pergi ke Tanah Pendudukan. Tampaknya nama aslinya adalah Shlomo Cziment. Pegawai hotel pun langsung menghubungi Pusat Informasi Tentara di dekat hotel.

Saat diinterogasi, orang itu mengaku ia memasuki Lebanon via UEA untuk bepergian ke Tanah Pendudukan, UEA, Cyprus, Lebanon, Irak, dan negara-negara lain.

Sumber-sumber keamanan Lebanon menyatakan, keberadaan seorang warga AS berkebangsaan Israel di Lebanon menyulut pertanyaan bahwa mungkin ia mengemban misi tertentu.

Sumber-sumber ini juga mempertanyakan bagaimana Zalman bisa melewati pemeriksaan keamanan di bandara. Kenapa petugas bandara tidak menyadari perbedaan nama keluarganya di paspor dan dokumen lainnya.

Setelah aparat keamanan Lebanon memeriksa isi telepon genggam Zalman, mereka menemukan klip-klip yang menunjukkan dia ikut dalam demo anti-Palestina.

Dibebaskannya Zalman juga memicu pertanyaan terkait perlakuan Kantor Keamanan Publik Lebanon dan lembaga yudikatif negara ini. Terutama karena tidak ada statemen transparan yang dirilis untuk menjelaskan masalah ini.

Pertanyaan-pertanyaan ini kian menguat setelah laporan Jerusalem Post bahwa Zalman ditangkap atas dugaan spionase. Juga masih belum jelas bagaimana Kedubes AS bisa mengetahui penangkapan Zalman.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *