Dokter Palestina: Israel Bakal Bernasib Seperti Prancis yang Diusir dari Negeri yang Dijajahnya
POROS PERLAWANAN– Dalam wawancara dengan al-Alam, seorang dokter Palestina, Ghassan Abu Sattah menyatakan,”Tiga hingga empat tahun sebelum Operasi 7 Oktober, krisis pemerintahan terjadi di tengah para penguasa Rezim Zionis. Ada demo-demo anti-Netanyahu serta konflik antara Ashkenazi Eropa dan Timur. Konflik ini terjadi dalam koridor perseteruan ideologis antara sekularisme nasionalis, religiusisme nasionalis, dan Zionisme religius.”
“Seluruh krisis ini adalah bagian dari perseteruan di dalam Sekularisme Ashkenazi, yang sebelumnya mewujud dalam sebuah sebuah kekeliruan destruktif bersejarah di tahun 1948 dan 1967. Kekeliruan itu adalah memisahkan sebagian orang Palestina di Gaza dari orang Palestina lain di Tepi Barat. Mereka lalai bahwa pemisahan ini bisa menyebabkan orang-orang Palestina di kedua sisi melancarkan pukulan kepada Rezim Zionis. Sebab itu, Rezim Zionis tidak punya cara lain untuk menghadapinya kecuali mengakhiri keberadaan warga Palestina di negeri ini, yang tentu saja tidak mungkin terjadi.”
“Inilah yang menyebabkan Rezim Zionis melakukan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat, yang akhirnya memperluas kekerasan dan serangan pemukim Zionis terhadap warga Palestina.”
Abu Sattah menyerupakan masalah ini dengan era dijajahnya Aljazair oleh Prancis. Ia mengatakan, setelah berakhirnya Perang Dunia II, Prancis kehilangan koloni-koloninya di Vietnam, India, dan China lantaran telah dilemahkan selama perang. Sebab itu, Prancis berusaha menguasai Aljazair dan menjajah rakyatnya untuk sedikit menebus kekalahan-kekalahannya dalam perang.
Dokter Palestina menyerupakan kejahatan Israe di Gaza dan Lebanon, juga teror terhadap Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah dan Ketua Kantor Politik Hamas, Yahya Sinwar dengan pembantaian besar-besaran yang dilakukan Prancis di Aljazair usai Perang Dunia II. Pada akhirnya, Prancis menghadapi revolusi rakyat Aljazair dan terpaksa angkat kaki dari sana.
“Prancis berhadapan dengan revolusi rakyat Aljazair di tahun 1958 dan hengkang dari negara tersebut. Kondisi ini sama dengan situasi saat ini di Palestina. Rakyat Palestina berada di bawah tekanan Israel. Sementara di saat berbarengan, Rezim Zionis menderita banyak kekalahan di berbagai front. Israe berusaha menebus kekalahan-kekalahan itu dengan membantai rakyat Palestina. Namun pada akhirnya, Israel akan berhadapan dengan kebangkitan rakyat Palestina dan akan diusir dari negeri tersebut.”