Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Financial Times: AS Tak Bisa Selamatkan Eropa dari Krisis Energi

Financial Times: AS Tak Bisa Selamatkan Eropa dari Krisis Energi

POROS PERLAWANAN – Harian Inggris, Financial Times menyatakan bahwa AS tidak akan bisa meringankan krisis energi Eropa, kendati dengan menambah pasokan minyak dan gas.

Diberitakan Fars, pemimpin korporasi Quantum Energy Partners, Wil VanLoh mengatakan kepada Financial Times, ”Masalahnya bukan AS bisa memproduksi minyak lebih banyak. Produksi kami hanya apa yang ada sekarang. Tidak ada pembicaraan soal bantuan, baik dalam hal minyak atau gas.”

Negara-negara Eropa tengah menghadapi kelangkaan energi, menyusul keputusan mereka untuk berhenti menggunakan energi Rusia sebagai bentuk dukungan kepada Ukraina.

Para analis khawatir, pelarangan yang diberlakukan Uni Eropa atas pembelian minyak Rusia akan membuat harga bahan bakar di negara-negara Eropa melambung tinggi.

Badan Energi Internasional memprediksi, pemberlakuan penuh sanksi-sanksi Uni Eropa akan mengurangi minyak Rusia hingga 20 persen.

Negeri Beruang Merah adalah salah satu eksportir terbesar minyak di dunia. Berkurangnya minyak Rusia di pasaran hingga 20 persen jelas akan membuat pasar-pasar dunia menghadapi kelangkaan minyak.

Dalam 7 bulan terakhir, negara-negara Eropa telah menambah pembelian minyak dan LNG dari AS. Namun berdasarkan statemen para direktur industri minyak Shale, tidak ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan.

Beberapa waktu lalu, CNN melaporkan bahwa Washington khawatir para anggota Uni Eropa mungkin saja mengubah sikap mereka terhadap Rusia akibat krisis energi. Hal ini bisa menciptakan kesenjangan antara AS dan Benua Biru.

“Bahaya kesenjangan di Eropa nyata. Para warga di Eropa mungkin saja menentang strategi Barat dalam mengisolasi Rusia secara ekonomi”, tulis CNN.

Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat AS mengikuti dari dekat protes dan demo di negara-negara Eropa. Beberapa hari lalu, ribuan orang dari penduduk Republik Ceko turun ke jalanan serta memprotes Pemerintah mereka, Uni Eropa, dan NATO.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *