Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Haaretz: Sudah 2 Tahun Militer Israel Terus Mengulang Kegagalannya

Haaretz: Sudah 2 Tahun Militer Israel Terus Mengulang Kegagalannya

POROS PERLAWANAN – Harian Haaretz dalam laporannya menyatakan bahwa tewasnya 3 serdadu Israel di perbatasan dengan Mesir adalah kasus terbaru dari rentetan kegagalan Militer Rezim Zionis yang terjadi dalam 2 tahun terakhir.

“Dalam laporan yang disusun oleh Amos Harel disebutkan bahwa Komando Selatan Militer Israel dan Unit Regional telah memulai investigasi atas kejadian ini. Para perwira yang diwawancarai Haaretz mengakui bahwa kejadian ini telah membuat khawatir Staf Umum Tentara Israel. Ada kesan yang muncul bahwa ada banyak problem dalam kinerja Militer Israel,” kutip al-Jazeera dari Haaretz, Fars melaporkan.

“Di antara pertanyaan yang terlontar dan kini akan diselidiki adalah soal cara penempatan pasukan. Merupakan fakta bahwa peringatan baru diberikan kepada divisi-divisi terkait beberapa jam setelah para serdadu itu dibunuh. Pada hakikatnya, tidak jelas kenapa tidak ada pemeriksaan berulang untuk mengontak patroli dan pos-pos?” tulis Harel.

Menurutnya, metode pengamanan tembok penghalang sangat lemah, sebab serdadu Mesir itu melewati gerbang yang jelas-jelas tidak dijaga dengan benar. Harel juga mengkritik proses pengambilan keputusan dalam pengejaran, sebab saat serdadu Israel diserang, serdadu Mesir itu masih sempat membunuh seorang serdadu lain.

“Sekilas ada sesuatu yang mengaitkan insiden ini dengan banyak peristiwa serius lain di tengah Militer Israel dalam 2 tahun terakhir. Di antaranya adalah tewasnya Wakil Komandan Brigade Nahal saat mengejar orang Palestina bersenjata di dekat tembok perbatasan di utara Jenin. Atau seorang serdadu dari Brigade Kfir yang tewas akibat ditembak sesama serdadu Israel di perbatasan Israel-Tepi Barat. Juga seorang perwira dari Unit Egoz yang secara tidak sengaja menembak 2 komandannya di kawasan latihan di Tepi Barat hingga tewas”, lanjut Harel.

“Meski insiden di Unit Egoz menimbulkan kerugian-kerugian, namun Komando Tinggi Tentara melewatkan kesempatan untuk melakukan perubahan nyata di organisasi militer ini. Mereka yang terlibat dalam insiden tidak ditindak tegas. Komandan Egoz di masa itu tidak dipecat, dan baru dikeluarkan beberapa bulan setelahnya usai terbukti dia berbohong. Setelah itu, penyelidikan mendalam terkait standar perilaku di berbagai unit Militer Israel tidak disertai perubahan-perubahan yang dibutuhkan”, pungkas Harel.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *