Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas Ingin Bebaskan Tokoh Penting Palestina Selevel Nelson Mandela

Tanggapi Sifat Keras Kepala Israel, Perlawanan Palestina Tegaskan Takkan Mundur dari Syarat-syaratnya POROS PERLAWANAN-Pertemuan di Paris baru-baru ini mengajukan proposa; kesepakatan terkait gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Gaza. Namun proposal ini terkendala oleh sikap keras kepala Israel dan tuntutan-tuntutan berlebihannya. Diberitakan Tasnim, dalam kondisi ini sebuah sumber di Perlawanan Palestina menegaskan, Rezim Pendudukan berusaha mengosongkan proposal Paris dari kontennya dan ingin mendapatkan capaian penting dalam masalah tawanan tanpa harus menanggung konsekuensi apa pun. Dalam wawancara dengan al-Mayadeen, sumber tersebut menyatakan, kendati Perlawanan sangat ingin menyukseskan upaya para mediator, namun mereka tidak akan mundur sama sekali dari syarat-syarat yang diajukan. Perlawanan juga tidak akan memberi kesempatan kepada Israel untuk mencapai tujuan politis setelah menelan kekalahan di lapangan. Sehubungan dengan pertempuran di lapangan antara para pejuang dengan Militer Israel, sumber itu berkata bahwa kerugian yang diderita Rezim Zionis di Khan Yunis jau lebih besar dari yang dipublikasikan. “Pasukan-pasukan elite IDF, yang sangat diandalkan Israel, mengalami kesulitan dalam hal logistik dan operasional,” kata sumber tersebut. Beberapa hari lalu, sebuah sumber di Hamas juga menyatakan, PM Israel Benyamin Netanyahu tengah melakukan manuver media untuk menghadapi tekanan dari publik Israel, keluarga para tawanan, dan masyarakat internasional yang mendesak agar agresi diakhiri. Menurut sumber itu, Netanyahu tidak bersungguh-sungguh untuk mencapai sebuah kesepakatan komprehensif. “Tak satu pun kesepakatan bernilai selama tidak bisa mewujudkan keamanan, perlindungan, dan bantuan kontinu untuk warga Gaza, rekonstruksi Gaza, dan terpenuhinya sebuah kehidupan bermartabat bagi rakyat kami. Berlanjutnya agresi dan blokade terhadap Gaza sama sekali tidak bisa diterima. Rezim Zionis harus sadar, ketika mereka sudah kalah di medan tempur, mereka juga tidak akan menang dalam manuver media, diplomatik, atau perundingan,” tegasnya.

POROS PERLAWANAN– Sebuah media AS mengabarkan, para petinggi Hamas telah menanggapi proposal baru terkait gencatan senjata yang diajukan dalam pertemuan di Paris.

Diberitakan Fars, Associated Press mengutip pernyataan Usamah Hamdan bahwa Hamas tengah mengkaji proposal baru tersebut. Proposal itu berisi tawaran jeda jangka panjang dalam perang dan pertukaran tawanan Israel dengan tahanan Palestina.

Menurut AP, Hamdan menolak sejumlah pasal penting dalam proposal itu. Hamdan menegaskan, Hamas ingin menuntut kebebasan ribuan tahanan Palestina, termasuk mereka yang divonis hukuman penjara seumur hidup. Di antara para tahanan Palestina yang ingin dibebaskan Hamas adalah Marwan Bourghutsi dan Ahmad Saadat.

Bourghutsi adalah mantan komandan Fatah yang divonis hukuman penjara seumur hidup hingga 5 kali. Menurut AP, banyak orang Palestina yang memandang Bourghutsi sebagai pemimpin revolusi selevel Nelson Mandela atau Fidel Castro. Citranya tetap bersih di tengah korupsi Otoritas Palestina (PNA).

Bourghutsi dari penjara menyerukan pembentukan sebuah negara Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan Quds. Hasil jajak pendapat menunjukkan, dia adalah salah satu pemimpin Palestina yang paling disukai.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Lebanon LBC, Hamdan menyatakan bahwa Hamas menuntut gencatan senjata permanen. Hamas menolak tawaran gencatan senjata dengan beberapa jeda dalam perang.

Dalam sebuah pernyataan yang tampaknya merujuk kepada gencatan senjata sepekan pada November silam, Hamdan mengatakan,”Kami sudah pernah mencoba jeda-jeda sementara. Jelas bahwa Israel tidak menghormati jeda-jeda ini dan selalu melanggarnya.”

AS, Israel, Mesir, dan Qatar dalam perundingan di Paris dikabarkan telah menyepakati penghentian perang dan pembebasan para tawanan Israel di tangan Hamas.

Pada Kamis lalu, Jubir Kemenlu Qatar Majid bin Muhammad al-Anshari menyatakan, sejumlah usulan telah diajukan kepada Hamas dan Israel dalam pertemuan di Paris. Menurut al-Anshari, saat ini mereka sedang menunggu jawaban Hamas.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *