Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas: Pengkhianatan Negara Arab terhadap Palestina Mustahil Terhapus dari Lembar Sejarah

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Kepala Biro Politik gerakan Poros Perlawanan Hamas sekali lagi mengutuk kesepakatan yang ditengahi AS dan ditandatangani Uni Emirat Arab (UEA) serta Bahrain bulan lalu untuk menormalkan hubungan dengan Israel, memperingatkan bahwa sejarah tidak akan memberikan belas kasihan terhadap negara-negara Arab yang mengkhianati sesamanya, bangsa Palestina.

Dalam wawancara dengan portal berita Middle East Eye (MEE) yang diterbitkan pada Senin, Ismail Haniyeh mengatakan bahwa negara-negara Arab yang berdamai dengan Israel akan merugi karena rezim penjajah pada akhirnya akan mengancam mereka.

“Proyek Zionis adalah proyek ekspansionis. Tujuannya adalah untuk menciptakan Israel yang lebih besar. Kami tidak ingin melihat Emirat atau Bahrain atau Sudan digunakan sebagai kendaraan untuk proyek ini. Sejarah tidak akan memberikan ampunan, orang tidak akan melupakan, dan hukum humaniter tidak akan memaafkan,” ujarnya.

“Kami lebih tahu tentang para pemimpin Israel ketimbang mereka. Kami tahu bagaimana mereka berpikir. Kami ingin memberi tahu saudara-saudara kami di Uni Emirat Arab bahwa mereka akan kalah sebagai akibat dari perjanjian itu karena satu-satunya kepentingan Israel adalah mencari pijakan militer dan ekonomi di daerah-daerah yang dekat dengan Iran,” kata Haniyeh.

“Mereka akan menggunakan negara Anda sebagai ambang pintu. Kami tidak ingin melihat UEA digunakan sebagai landasan peluncuran senjata Israel,” tambahnya.

Di tempat lain dalam sambutannya, pemimpin Hamas melaporkan kemajuan dalam pembicaraan rekonsiliasi yang bertujuan membentuk Pemerintah Persatuan Nasional dengan faksi Fatah Palestina yang berbasis di Ramallah, yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas.

“Kami menyaksikan perubahan positif di lapangan. Saya tidak ingin terdengar terlalu optimis dan mendahului kejadian tetapi ada hal-hal positif. Tantangannya sangat besar dan kami masih di awal perjalanan,” katanya.

Haniyeh juga merujuk pada sesi tertutup antara Hamas dan Fatah baru-baru ini, dengan mengatakan, “Apa yang kami dengar dari mereka dalam pertemuan tertutup adalah bahwa mereka menekankan pentingnya Hamas mengambil bagian, karena Hamas memiliki hak untuk terlibat dalam hari-hari menjalankan pemerintahan.”

Hamas dan Fatah sedang mempertimbangkan untuk menjalankan joint list dalam pemilihan Palestina yang akan berlangsung tahun depan untuk pertama kalinya sejak pemungutan suara 2006 yang membuat Hamas menguasai Jalur Gaza.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *