Loading

Ketik untuk mencari

Iran Oseania & Asia

Iran, China dan Rusia Kompak Tegaskan Penentangan terhadap Sanksi-sanksi Sepihak AS

Iran, China dan Rusia Kompak Tegaskan Penentangan terhadap Sanksi-sanksi Sepihak AS

POROS PERLAWANAN – Dilansir Tasnim, Menlu Rusia Sergey Lavrov dan Menlu China Wang Yi dalam kontak telepon di hari Jumat 17 Juli menegaskan penentangan terhadap sanksi-sanksi sepihak AS.

Dikutip dari kantor berita Xinhua, Yi menyatakan bahwa Beijing merasa AS dengan kebijakan-kebijakannya terhadap China berusaha menghidupkan kembali perang dingin.

Kemenlu Rusia juga mengumumkan, kedua negara berdiskusi tentang masalah-masalah internasional dan hubungan bilateral Moskow-Beijing.

Dalam perbincangan via telepon itu, Lavrov memberitahu sejawat Chinanya tentang pembicaraan Moskow dan Washington dalam masalah pengawasan persenjataan.

Ketegangan hubungan Beijing-Washington kian memuncak dalam beberapa bulan terakhir, terutama dalam masalah Hong Kong dan penyebaran virus Corona.

Sementara itu, situs televisi Pemerintah China, CCTV, melaporkan bahwa tekanan-tekanan Barat, terutama AS, pasca keluarnya Washington dari JCPOA telah memicu sejumlah reaksi, termasuk program kerja sama komprehensif 25 tahun antara Iran dan China.

Menurut CCTV, program ini dilatar belakangi hubungan kerja sama strategis kedua negara di tahun 2016. Teheran dan Beijing di tahun tersebut memutuskan untuk meningkatkan nilai transaksi dagang hingga 600 milyar dolar.

Televisi China ini melaporkan, pasca keluarnya AS dari JCPOA, Washington memberlakukan kebijakan Tekanan Maksimum atas Iran, dengan tujuan mengucilkan Teheran di kancah ekonomi.

“Akibat adanya sanksi, Eropa juga berada di bawah tekanan dan tidak bisa menjalin kesepakatan dagang secara normal dengan Iran. Ancaman AS membuat Eropa menjauh dari pasar Iran”, tulis CCTV.

“Dalam kondisi ini, wajar jika Iran dan China merumuskan program kerja sama komprehensif 25 tahun. Kedua negara berusaha merancang program untuk menantang unilateralisme dan sanksi AS, serta memberi keleluasaan kepada Teheran dan China untuk bertransaksi menggunakan mata uang Yuan”.

“Berlawanan dengan pendapat sebagian pihak akan adanya kendala-kendala untuk memuluskan program tersebut, Iran dan China adalah dua sekutu tepercaya dalam bidang politik dan ekonomi, terutama dalam satu dekade terakhir. Upaya Barat untuk mengucilkan Iran justru mengubah negara ini menjadi sekutu dan pasar yang lebih kredibel untuk China”, tandas CCTV.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *