Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Iran: Resolusi DK PBB Embargo Senjata Houthi Halangi Proses Perdamaian di Yaman

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Iran mengecam perpanjangan embargo senjata Dewan Keamanan PBB baru-baru ini terhadap Gerakan Perlawanan populer Houthi Yaman, yang telah membela negara itu dari perang yang dipimpin Saudi sejak 2015.

Resolusi itu “menghasilkan dampak negatif bagi jalan menuju perdamaian”, kata Jubir Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh pada Selasa 1 Maret.

Sehari sebelumnya, Dewan beranggotakan 15 orang tersebut memberikan suara mendukung perluasan embargo senjata PBB yang ditargetkan pada beberapa pemimpin Gerakan Houthi Ansharullah ke seluruh kelompok.

Gerakan tersebut telah mengambil alih Pemerintahan Yaman sejak 2015, ketika mantan rezim sekutu Barat dan Saudi di negara itu melarikan diri di tengah krisis politik.

Koalisi pimpinan Saudi bersama sekutu-sekutunya kemudian menyerbu Yaman untuk mengembalikan para pejabat yang bersahabat dengan Riyadh ke tampuk kekuasaan.

Perang, yang telah menikmati dukungan senjata, logistik, dan politik yang hampir tidak terputus dari Amerika Serikat, telah menewaskan ratusan ribu orang Yaman, dan mengubah Yaman menjadi tempat krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Resolusi DK PBB mengutuk keras serangan balik oleh pejuang Yaman, termasuk yang terjadi di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab –sekutu utama Riyadh dalam koalisi perang– dan menuntut penghentian segera aksi pembalasan.

Resolusi itu, Khatibzadeh menambahkan, telah diadopsi sejalan dengan “pertimbangan politik dan lobi anggota Koalisi Agresor”.

“Oleh karena itu, ini bertentangan dengan upaya yang dilakukan untuk menghidupkan kembali proses politik dengan lebih menjauhkan posisi pihak-pihak yang berkonflik,” kata pejabat Iran tersebut.

Khatibzadeh mengecam Dewan Keamanan karena telah “menjauhkan diri dari tugas yang melekat” mengenai Yaman sejak awal perang yang dipimpin Saudi dan menutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan oleh agresor.

Resolusi ini, tambahnya, telah berkontribusi pada “pelanggaran sistematis dan serius terhadap hukum humaniter internasional, pembantaian warga sipil, penghancuran infrastruktur sipil yang luas, dan embargo ilegal pelabuhan dan bandara [Yaman]”, di tengah keheningan internasional.

Pendekatan seperti itu semakin memperumit prospek untuk mencapai perdamaian yang “adil” dan “abadi”, tambah Khatibzadeh.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *