Loading

Ketik untuk mencari

Afrika

Israel Diduga Kuat Otaki Pembunuhan Gagal Presiden Tunisia yang Dikenal Kritis terhadap Normalisasi

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, pemimpin partai Tunisia mengatakan bahwa Israel mungkin berada di balik upaya pembunuhan gagal Presiden Tunisia Kais Saied, yang sangat kritis terhadap perjanjian normalisasi antara sejumlah negara Arab dan rezim Tel Aviv.

Pada Rabu malam, media Tunisia melaporkan bahwa Saied yang berusia 62 tahun selamat dari percobaan pembunuhan dengan ricin, zat sangat beracun yang dikirim kepadanya dalam paket surat di Istana Carthage.

Menurut para ahli, jika terhirup, zat tersebut jauh lebih beracun daripada saat disuntikkan atau dicerna, dan beberapa miligram cukup untuk menyebabkan kematian seketika.

Menyusul laporan tersebut, kantor presiden mengeluarkan pernyataan, mengonfirmasi cerita tersebut.

“Semua pesan pribadi saat ini sedang diuji dan disortir di Istana Carthage, dan diperiksa di fasilitas luar lokasi sebelum mencapai Istana Presiden,” tambahnya.

Selain itu, saudara laki-laki presiden, Nofal membenarkan bahwa saudaranya baik-baik saja dan bahwa upaya pembunuhan terhadapnya telah gagal.

Insiden tersebut saat ini sedang diselidiki untuk menentukan siapa yang telah mengirim paket beracun tersebut dan siapa atau entitas apa yang berada di balik upaya pembunuhan tersebut.

Pada hari Kamis, pemimpin Gerakan Rakyat, Zaheer al-Magzawi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Lebanon al-Mayadeen bahwa Israel mungkin berada di belakang upaya tersebut karena Saied berkali-kali mengecam gagasan normalisasi hubungan dengan rezim di Tel Aviv.

“Kami menunggu kepresidenan Tunisia dan layanan keamanan untuk menjelaskan upaya pembunuhan terhadap Presiden Kais Saied,” katanya.

“Setiap kemungkinan pelaku bisa berada di balik upaya pembunuhan terhadap Presiden Tunisia, terutama Israel, karena sikapnya dalam menormalisasi hubungan dengan rezim,” tambah Magzawi.

Kembali pada Oktober 2019 dan selama debat pra-pemilihan, Saied mengecam gagasan menormalkan hubungan dengan Israel, menekankan bahwa Tunisia berada dalam keadaan perang dengan rezim pendudukan dan bahwa siapa pun yang menormalkan hubungan dengan Tel Aviv harus diadili karena pengkhianatan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *