Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Isu-isu Penting dalam Wawancara Sayyid Nasrallah dengan al-Alam

Isu-isu Penting dalam Wawancara Sayyid Nasrallah dengan al-Alam

POROS PERLAWANAN – Ucapan-ucapan Sayyid Hasan Nasrallah saat diwawancarai al-Alam begitu menarik, sehingga semua orang yang ingin mengetahui kebenaran soal perkembangan Lebanon dan Kawasan pasti mengambil banyak manfaat dari wawancara tersebut.

Para audiens wawancara Sekjen Hizbullah telah mendapatkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan mereka. Di antaranya soal ancaman Rezim Zionis kepada Iran. Sayyid Nasrallah menganggapnya sebagai ancaman kosong dan dibesar-besarkan, sebab Israel terlalu lemah untuk menginvasi Iran. Israel juga tahu bahwa Iran tidak akan bergurau. Hal ini diketahui dengan baik, bahkan oleh Presiden paling gila dan ekstrem, yaitu Trump.

Soal ancaman Israel untuk “menghancurkan rudal-rudal Hizbullah”, Sayyid Nasrallah berkata bahwa jika Israel mampu melakukannya, mereka tidak akan menundanya barang sedetik pun.

“Ketika Rezim Zionis berujar bahwa kami ingin menghancurkan rudal-rudal Hizbullah, itu membutuhkan sebuah perang habis-habisan… Bagaimana mungkin mereka bisa menghancurkan rudal-rudal presisi Hizbullah? Israel tidak akan bisa meraih tujuannya melalui perang terhadap Hizbullah. Saat mereka ingin menghancurkan rudal-rudal Hizbullah, apakah mereka tahu jumlahnya?” kata Sayyid Nasrallah.

Ia menyatakan bahwa Hizbullah memiliki lebih dari 100 ribu pejuang. Jika Lebanon diusik, ada banyak kejutan yang menanti Israel. Di antaranya adalah pengaktifan sistem pertahanan udara Perlawanan untuk mencegat drone-drone Israel, yang akan melipatgandakan kepanikan di hati petinggi Zionis.

Sekjen Hizbullah juga menyinggung normalisasi UEA dan Bahrain dengan Israel serta bahayanya terhadap Poros Perlawanan. Ia menegaskan, ”Negara-negara yang menormalisasi hubungan dengan Rezim (Zionis) telah mendatangkan keuntungan bagi Israel dari sisi media dan ekonomi. Namun dalam hal militer, mereka tidak bisa memberikan manfaat apa pun kepada Israel. Sejak UEA dibentuk, negara ini telah membeli senjata senilai puluhan miliar dolar, namun langsung berteriak (minta bantuan) dalam konfrontasi pertama dengan Ansharullah.”

Sayyid Nasrallah menasihati UEA dengan mengatakan, ”Solusi untuk masalah ini sangat mudah. Keluarlah kalian dari perang dan jangan ikut campur di dalamnya. ‘Kau menyakitiku dan aku membalasmu. Hentikan agresimu dan mundurlah, maka aku tidak akan berurusan denganmu.’”

“Yang akan melindungi UEA adalah mundurnya negara ini dari Yaman. UEA tidak butuh senjata untuk melindungi dirinya. Sejak didirikan hingga sekarang, UEA telah membeli rudal, jet, senjata, dan teknologi militer senilai puluhan miliar dolar, hingga akhirnya menjadi gudang simpanan. Namun gudang ini tidak bisa melindungi UEA. Menghamburkan puluhan atau ratusan miliar dolar lain untuk belanja senjata lebih banyak tidak akan bisa menjamin keamanan negara ini. UEA harus mengambil pelajaran dari kakaknya, Saudi, dan sekutu strategisnya, Israel. Apakah senjata bisa menggaransi keamanan mereka?”

Di lanjutan wawancara, Sayyid Nasrallah menyebut klaim “Lebanon dikuasai Iran” sebagai propaganda terhadap Hizbullah. Ia berkata, ”Hari ini, Kedubes AS di semua tempat, wawancara, dan televisi bicara soal Pemilu legislatif Lebanon dan mengintervensi urusan domestik. Sementara Kedubes Iran atau pihak Iran lain tidak melakukan intervensi sedikit pun dalam urusan Lebanon dan Pemilunya. Kedubes AS di Beirut adalah markas CIA di seluruh Kawasan, bukan hanya untuk Lebanon. Kedubes AS yang dibangun di Beirut perannya melampaui perbatasan Lebanon.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *