Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Jenderal Zionis Sebut Netanyahu dan Gallant Bohong Soal Kondisi Militer Israel

Jenderal Zionis Sebut Netanyahu dan Gallant Bohong Soal Kondisi Militer Israel

POROS PERLAWANAN – Seorang jenderal senior Israel, Gadi Eizenkot menyatakan bahwa PM Benyamin Netanyahu dan Menteri Perang, Yoav Gallant berbohong soal situasi yang dialami Militer Israel saat ini.

“Netanyahu dan Gallant memberikan ilustrasi keliru (tentang kondisi Militer), sebab ada banyak hal kompleks dalam masalah ini. Jika kondisi berlanjut seperti ini hingga beberapa bulan mendatang, Militer akan menderita kerugian. Pada saat ini, tidak ada saling percaya di tengah para komandan,” kata Eizenkot kepada situs Walla.

Mantan Kepala Staf Umum Tentara Israel (2015-2019) ini mengatakan bahwa soliditas di tengah Militer Israel sudah lenyap. Ia menambahkan, ”Hal ini bisa disaksikan di sebagian Unit dan Divisi. Sejumlah pilot telah menghentikan aktivitas mereka. Kemampuan Militer tidak datang dalam waktu satu hari, namun celah-celah yang sekarang muncul benar-benar mengkhawatirkan.”

Eizenkot juga mengkritik pedas Gallant karena menyetujui penghapusan UU Argumentasi Rasionalitas. “Gallant harus segera melakukan tindakan di koridor wewenangnya. Hal ini akan menyebabkan kekacauan di Israel. (Bezalel) Smotrich (Menkeu Israel) juga melanggar aturan di Tepi Barat. Menteri Keamanan Domestik (Itamar Ben-Gvir) juga tidak boleh ikut campur dalam urusan Polisi di Tepi Barat, agar Militer juga bisa melakukan tugas-tugasnya,” kata Eizenkot.

Berdasarkan UU Argumentasi Rasionalitas, hanya Perdana Menteri atau Kabinet dengan suara mayoritas dua pertiga yang bisa menyatakan bahwa Perdana Menteri “tidak layak menjalankan tugas” dengan alasan ketidakmampuan jasmani atau mental. Setelah itu, suara Kabinet harus didukung dengan mayoritas suara di Knesset.

UU ini mencegah Mahkamah Agung Israel untuk membahas “permintaan pengumuman ketidakmampuan Perdana Menteri dalam menjalankan tugasnya”. Pasal ini adalah salah satu dari 8 draf perubahan yudisial yang digagas Kabinet Netanyahu, yang praktis membatasi wewenang Mahkamah Agung.

Eizenkot menyinggung bertambahnya ancaman keamanan atas Israel dengan mengatakan, ”Kondisi saat ini sangat gawat dibandingkan masa saya. Iran dari sisi strategis berada dalam kondisi baik. Dengan lemahnya PNA, kondisi di Tepi Barat juga genting. Kekuatan Hamas di Gaza juga terus meningkat.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *