Loading

Ketik untuk mencari

Rusia

Jurnalis AS Sebut Putin Tak Berniat Duduki Kiev

Jurnalis AS Sebut Putin Tak Berniat Duduki Kiev

POROS PERLAWANAN – Jurnalis investigasi AS, Seymour Hersh mengatakan bahwa Pemerintahan Joe Biden sekitar 2 bulan sebelum dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina tengah merancang serangan untuk merusak jalur gas Nord Stream.

“Permintaan (sabotase Nord Stream) diajukan sebelum tibanya tahun baru (2022) sekitar Hari Natal. Di masa itu, rencananya adalah menemukan sebuah tindakan tak lazim yang bisa digunakan Biden untuk menarik perhatian atau meyakinkan Vladimir Putin agar tidak menyerbu Ukraina,” kata Hersh kepada sebuah media independen Jerman, dikutip Fars dari Sputnik.

“Namun masalah utamanya adalah ancaman. Saya tidak berpikir bahwa Pemerintahan (Biden) ini bisa meyakinkan (pihak lain). Pola mereka lebih pada ‘kalian bersama kami atau melawan kami.’ Gagasan mereka adalah memberi tahu Putin ‘jika kalian melewati perbatasan Ukraina, kami akan meledakkan jalur gas’,” imbuh Hersh.

Peraih penghargaan Pulitzer ini lalu menyinggung hal menarik lain di pekan-pekan awal sebelum dimulainya perang Ukraina. Ia mengatakan, hal yang membuatnya tertarik adalah “jarang orang mengetahui fakta bahwa Rusia hanya memiliki 120.000 serdadu pada Februari 2022, yang terlalu sedikit dari jumlah yang dibutuhkan untuk mengalahkan negara seukuran Ukraina”.

“Sebab itu, jika masih ada orang-orang yang mengatakan bahwa Putin berniat menduduki Kiev, mereka harus diberi tahu bahwa Putin tidak bermaksud seperti itu. Hal ini tidak mungkin dilakukan saat itu. Sedikitnya ada 60.000 serdadu di Kiev. Lantaran Putin tidak menduduki kota itu, maka orang-orang ini menyebut dia sudah kalah.”

“Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Putin bisa melakukannya dengan jumlah serdadu sesedikit ini. Perlu disebutkan juga bahwa AS dan NATO dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan jumlah pasukan dan kemampuan Tentara Ukraina secara signifikan. Setidaknya, Tentara Ukraina telah diperkuat oleh mereka,” papar Hersh.

“Terlepas dari motif apa pun yang ada di kepala Rusia di hari-hari pertama perang di Ukraina, ada satu hal yang jelas, yaitu Putin tidak menggunakan pasukan dalam jumlah besar,” tandasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *