Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Kelompok Poros Perlawanan Palestina Serukan Pengaktifan Kembali Opsi Militer dan Intifada di Tepi Barat

Kelompok Poros Perlawanan Palestina Serukan Pengaktifan Kembali Opsi Militer dan Intifada di Tepi Barat

POROS PERLAWANAN – Kelompok Hamas dan Jihad Islami dalam statemen mereka menegaskan, semua bentuk perlawanan mesti diaktifkan untuk menghadapi kejahatan pemukim dan Tentara Zionis.

Dalam statemen itu disebutkan, gugurnya Amir Abdurrahim Sanubar akibat serangan biadab terhadapnya adalah bagian dari terorisme yang dilakukan Rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat.

Dikutip Fars dari stasiun televisi al-Manar, Jihad Islami menegaskan, kejahatan Israel ini merupakan aib bagi semua pelaku normalisasi dan organisasi yang bungkam terhadap kekejian Rezim Zionis ini.

Amir (18 tahun) yang berasal dari desa Yatam dekat Nablus syahid akibat tembakan peluru Tentara Israel.

Saat mengejar kendaraan pemuda Palestina ini, Tentara Israel menembaknya dan membuatnya terluka parah dengan pukulan popor senapan. Amir lalu dibawa ke rumah sakit di Ramallah, namun kemudian meninggal akibat luka berat yang dialaminya.

Jubir Hamas, Hazim Qasim menyatakan bahwa tindakan Tentara Israel yang menewaskan Amir adalah salah satu bentuk terorisme Zionis.

“Jawaban bangsa kami terhadap kejahatan ini adalah melanjutkan perlawanan, revolusi, dan meningkatkan intifada terhadap Rezim Penjajah serta pemukim Zionis di Tepi Barat,” kata Qasim, seperti dilaporkan kantor berita Shahab.

Ia menandaskan, normalisasi yang dilakukan sejumlah negara Arab dengan Israel telah mendorong rezim penjajah ini melakukan kejahatan semacam ini.

Kelompok al-Ahrar juga menegaskan, gugurnya Amir menambahkan kejahatan lain dalam rapor hitam Zionis. Kejahatan ini akan dibalas dengan semua bentuk perlawanan, termasuk perlawanan bersenjata dan operasi-operasi heroik.

Sementara itu, Pengadilan Israel memutuskan agar Maher al-Akhras tetap ditahan, meski ia telah melakukan mogok makan selama 91 hari.

Al-Mayadeen melaporkan, Pengadilan Israel juga menentang pemindahan tawanan Palestina ini ke salah satu rumah sakit Palestina.

Al-Akhras ditahan Rezim Zionis pada 27 Juli lalu tanpa diberitahu alasan penangkapannya. Dia dan sejumlah tawanan Palestina lain melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanannya.

Seiring kian kritisnya kondisi al-Akhras, sayap militer Jihad Islami, Brigade al-Quds mengumumkan telah menyiagakan pasukannya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *