Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Asia Barat

Keluarga Korban Serangan ‘Salah Sasaran’ AS di Kabul Belum Terima Ganti Rugi dari Washington

Keluarga Korban Serangan 'Salah Sasaran' AS di Kabul Belum Terima Ganti Rugi dari Washington

POROS PERLAWANAN – Keluarga 10 korban serangan drone AS di Kabul menyatakan, hingga kini Washington tidak memberikan ganti rugi apa pun untuk mereka.

Dilansir Fars, serangan drone AS pada 29 Agustus lalu menewaskan 10 warga sipil, termasuk 7 anak-anak.

Pentagon mengklaim, teroris ISIS tengah mempersiapkan serangan teror ke sekitar bandara Kabul. Namun justru pegawai kemanusiaan bernama Zamarai Ahmadi dan keluarganya yang menjadi target serangan.

Saat itu, Kepala Staf Gabungan Tentara AS Jenderal Marc Miley mengklaim, serangan itu tepat sasaran. Namun wawancara dan klip video yang dihimpun New York Times menunjukkan, serangan itu menewaskan pekerja kemanusiaan, yang tidak memiliki kaitan apa pun dengan ISIS yang bertanggung jawab atas serangan ke sekitar bandara Kabul.

Tiga minggu setelah serangan drone itu dan tekanan media terhadap para petinggi Washington, akhirnya Pentagon pun mengakui kejahatan tersebut.

Komandan CENTCOM, Jenderal Frank Kenneth McKenzie dalam statemennya mengaku, Pentagon akan menghubungi keluarga korban untuk memberikan ganti rugi.

Meski demikian, keluarga Ahmadi mengatakan kepada CNN bahwa hingga sekarang mereka belum menerima kontak dari AS. Padahal saat ini mereka mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan tempat tinggal.

“AS hanya pamer kepada dunia bahwa ia telah meminta maaf kepada kami dan memenuhi tanggung jawabnya. Namun mereka tidak tahu seperti apa kondisi keluarga saya. Bagaimana kami dahulu dan sekarang? Sebuah rumah yang semarak dengan kehidupan telah berubah menjadi pemakaman,” kata Rohina, saudari Ahmadi.

Sejauh ini, Kemenhan AS belum menanggapi permintaan untuk memberikan komentar terkait masalah ini.

Sebelum ini, ayah Malika Ahmadi menyatakan, permintaan maaf tidak cukup dan AS harus menghukum para pembunuh putrinya. Malika adalah bocah perempuan usia 3 tahun yang menjadi korban dalam serangan drone itu, yang dengan enteng dianggap Pentagon sebagai “sebuah kekeliruan”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *