Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Kerja Sama Proyek Energi Strategis Eropa-Rusia Terus Direcoki Washington, Berlin Mulai Sadar Hubungan Jerman-AS Bakal Rumit

Kerja Sama Proyek Energi Strategis Eropa-Rusia Terus Direcoki Washington, Berlin Mulai Sadar Hubungan Jerman-AS Bakal Rumit

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Jubir Kemenlu Iran menanggapi sanksi AS atas proyek energi Eropa bernama Nord Stream II. Abbas Mousavi mencuit, ”Sebelum ini sudah diperingatkan berulang kali, bahwa ‘jika kalian tunduk di hadapan seorang perundung, ia akan bertambah semena-mena.’ Sekarang, para sekutu AS pun jadi korban perundungannya.”

“Kebiasaan AS untuk melanggar aturan sudah melebihi batas, dan hanya akan mengakibatkan kekacauan dunia. Kapan dunia akan menyadari kenyataan ini dan bangkit melawan AS?” imbuhnya.

Nord Stream II adalah sebuah proyek gabungan antara korporasi Rusia, Gazprom, dan lima korporasi Eropa. Proyek ini berupa pemasangan jalur pipa untuk menyalurkan 1,942 trilyun kaki kubik gas per tahun dari Rusia ke Jerman. Penyaluran dilakukan melalui perairan regional atau Kawasan Ekonomi Eksklusif Denmark, Finlandia, Jerman, Rusia, dan Swedia.

AS mengerahkan segala upaya untuk menghalangi proyek gas Nord Stream II ini. Bersama sejumlah negara Eropa, AS mengklaim bahwa proyek ini akan memberikan “kekuasaan” kepada Rusia di Uni Eropa.

Atas dasar ini, AS sejak tahun 2019 menjatuhkan sanksi-sanksi atas korporasi yang terlibat dalam Nord Stream II.

Baru-baru ini, Donald Trump juga telah memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Jeman, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Berlin.

Menlu Jerman, Heiko Maas mengaku, ia tidak heran atas keputusan sepihak Washington ini.

Kantor berita Sputnik melaporkan, Maas mendeskripsikan hubungan Jerman-AS saat ini sebagai “hubungan yang sulit.”

“Saya akan mengatakan bahwa ini hubungan yang sulit… Seperti yang kita lihat dalam keputusan Pemerintah AS (yang menarik pasukannya dari Jerman), langkah ini 100 persen diambil tanpa berkoordinasi dengan Berlin,” kata Maas.

Sebelum ini, dalam respons pertamanya atas keputusan Washington, Maas mengatakan, ”Kami adalah sekutu dekat. Namun (hubungan kami) rumit.”

Sebanyak 22 senator dari Partai Republik juga mengkritik keputusan Trump ini. Mereka mengklaim, Rusia masih merupakan ancaman di Eropa. Sebab itu, pengurangan jumlah Pasukan AS di Eropa akan merugikan AS dan para sekutunya di Benua Biru.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *