Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Ketakutan Abadi Barat-Zionis kepada Kemajuan Militer Iran

Ketakutan Abadi Barat-Zionis kepada Kemajuan Militer Iran

POROS PERLAWANAN – Kendati Teheran dan Moskow berulang kali membantah penggunaan drone-drone Iran di perang Ukraina, Barat masih saja bersikeras mempertahankan tuduhannya dan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.

Dilansir al-Alam, Barat dan AS menuding Iran mengirim drone-dronenya untuk Rusia pada saat mereka sendiri mempersenjatai Ukraina dengan beragam alutsista dan rudal mematikan.

Jelas bahwa tudingan-tudingan Barat kepada Iran tak berkaitan dengan isu Ukraina. Itu adalah upaya utnuk menekan Iran agar menerima tawaran terakhir Eropa soal kesepakatan nuklir. Sebab, Eropa berada di ambang musim dingin membekukan, yang akan menjadi lebih berat seiring ketiadaan gas Rusia dan keputusan terbaru OPEC Plus untuk mengurangi produksi minyaknya.

Tampaknya AS akan menekan Iran dengan dalih apa pun agar Teheran mau menerima kesepakatan nuklir yang dikehendaki Washington. Sudah tentu bahwa kesepakatan ini pasti tidak menguntungkan bangsa Iran.

Adapun Rezim Zionis, yang mengecam operasi Rusia di Ukraina, ingin mendapatkan persetujuan Moskow soal intervensi militer Israel di Suriah. Sebab itu, Tel Aviv mengumbar propaganda seperti dongeng “drone-drone Iran di Ukraina” sebagai dalih untuk menyudutkan Teheran. Dengan demikian, selain menambah sanksi atas Iran, Israel juga bisa menjustifikasi dukungannya untuk Ukraina dan barangkali bisa mengirim sistem pertahanan udaranya kepada Kiev.

Iran melalui para pejabat dan diplomatnya menegaskan bahwa kebijakan Teheran adalah menentang perang Ukraina. Sebab itu, tudingan pengiriman drone atau rudal Iran kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina adalah pernyataan tak berdasar.

Teheran tidak merahasiakan kerja sama pertahanannya dengan Moskow. Semua tahu bahwa kedua negara ini memiliki perjanjian pertahanan bersama. Namun Iran tidak mengirim senjata dan drone untuk digunakan dalam perang Ukraina.

Sehubungan dengan ini, ada beberapa poin yang perlu disebutkan:

Pertama, Barat bersikeras bahwa drone-drone yang digunakan Rusia di Ukraina adalah buatan Iran, namun tanpa menunjukkan bukti apa pun. Di lain pihak, Rusia dan Iran terus menanggapi tudingan Barat dengan bukti-bukti kuat. Ini menunjukkan bahwa kemampuan militer Iran, terutama kemampuan pribuminya, sangat menakutkan bagi kekuatan-kekuatan besar. Hal ini juga menguatkan ketakutan Israel terhadap kekuatan faksi-faksi Perlawanan yang mendapatkan senjata dari Iran.

Kedua, embargo persenjataan Iran sudah dicabut pada 2020. Dengan begitu, Iran sejak saat itu bisa mengekspor senjata. Kerja sama Teheran-Moskow, termasuk di bidang pertahanan, sudah berlangsung sejak lama dan masih berlanjut. Namun tidak ada perluasan signifikan dalam hal ekspor persenjataan Iran setelah dimulainya perang Ukraina, sebab Iran menentang suplai senjata untuk kedua belah pihak yang berseteru. Oleh karena itu, Iran menantang Kiev dan Barat untuk menunjukkan bukti-bukti atas tudingan mereka. Sudah jelas bahwa Barat siap mengabaikan hukum internasional dan menggunakan kebijakan menjijikkan demi kepentingannya.

Ketiga, perilaku Barat ini menjadi penyempurna argumen Iran bagi dunia bahwa Teheran berhak meminta jaminan dalam perundingan. Sebab Barat dari satu sisi memberlakukan sanksi-sanksi kejam atas rakyat Iran, namun di sisi lain, ia meneteskan air mata buaya dan mengaku bersimpati kepada bangsa Iran.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *