Ketakutan Terbaru Netanyahu: Potensi Munculnya Suksesor Sinwar yang ‘Lebih Sinwar’ dari Sinwar
POROS PERLAWANAN– Sebuah file audio yang bocor dari rapat Benyamin Netanyahu mengungkapkan, PM Israel itu mengakui bahwa calon pengganti Syahid Yahya Sinwar akan melanjutkan jalannya.
Dilansir al-Alam, Kanal 12 Israel melaporkan, file audio itu mengungkap pandangan pesimistis Netanyahu soal terwujudnya kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas, menyusul teror terhadap Sinwar.
Dalam statemen yang disampaikan dalam rapat tertutup Partai Likud itu, Netanyahu mengakui bahwa siapa pun yang akan menempati posisi Ketua Kantor Politik Hamas, bakal lebih teguh mengusung prinsip-prinsip Sinwar.
“Kita bekerja sepanjang waktu untuk memulangkan para sandera. Saat ini, kita berusaha menemukan solusi-solusi interim. Namun karena Sinwar sudah dibunuh, tidak diketahui akan ada peluang baru atau tidak,” ujar Netanyahu.
“Sekarang ini, semua orang yang ingin menjadi suksesor Sinwar akan menjadi lebih ‘Sinwar’ daripada dirinya.”
“Kapan pun kita bisa, kita akan memulangkan siapa pun yang bisa dipulangkan.”
“Hamas mengajukan tuntutan-tuntutan untuk mengakhiri perang. Namun kita tidak bisa menyepakatinya,” kata Netanyahu.
Kendati doktrin perang Netanyahu selama satu tahun ini terbukti gagal, ia sekali lagi mengeklaim bahwa gencatan senjata bisa diwujudkan dengan cara memberi tekanan militer terhadap Hamas.
Setelah Operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, Netanyahu menegaskan bahwa hanya operasi militer terhadap Hamas yang bisa memulangkan para tawanan Israel.
Sebelum ini, anggota senior Hamas, Usamah Hamdan menegaskan, sebelum berakhirnya perang dan hengkangnya pasukan Israel dari Gaza, tak satu pun tawanan Zionis akan dibebaskan.
“Para mediator memberi tahu kami tentang upaya-upaya memulai perundingan. Namun tim negosiator Hamas tetap bertindak sesuai prinsip-prinsip faksi,” kata Hamdan.
“Delegasi Hamas pergi ke Kairo untuk mendengarkan tawaran-tawaran. Namun ini tidak berarti perubahan dalam prinsip dan tuntutan-tuntutan Hamas.”
“Tawaran-tawaran Antony Blinken (Menlu AS) tak ada bedanya dengan tawaran yang diajukan Amos Hochstein (Utusan Khusus AS untuk Lebanon). Mereka berdua dalam rangka mewujudkan kepentingan AS dan Rezim Zionis.”