Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Langka, Saudi Kritik Program Senjata Nuklir Israel di PBB

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, perwakilan permanen baru Arab Saudi untuk PBB, Abdulaziz al-Wasil menyuarakan kekhawatiran tentang kegiatan nuklir Israel yang tidak diawasi, mencatat bahwa penolakan rezim Zionis untuk bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) merupakan hambatan untuk mencapai perdamaian di Kawasan.

“Ada penolakan berkelanjutan Israel untuk menyetujui [NPT] dan ini adalah hambatan besar” untuk perlucutan senjata nuklir, kata utusan itu pada Rabu, saat berpidato di Konferensi Kesepuluh Peninjauan Pihak-pihak pada Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

“Tujuan dari perjanjian itu adalah agar negara-negara non-nuklir dapat menikmati jaminan keamanan dalam hal penggunaan energi atom,” kata Wasil, seraya menambahkan, “Israel menolak untuk menghormati resolusi internasional mengenai hal ini dan mengabaikan semua rekomendasi dan keputusan dari NPT.”

Israel, yang menerapkan kebijakan ambiguitas yang disengaja tentang senjata nuklirnya, diperkirakan memiliki 200 hingga 400 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya, menjadikannya satu-satunya pihak pemilik senjata non-konvensional di Asia Barat.

Namun, entitas pendudukan menolak untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklir militernya atau menandatangani NPT. Sebanyak 191 negara, termasuk Iran, telah bergabung dalam pakta internasional yang didirikan pada 1970 dan bertujuan memfasilitasi program energi nuklir damai dan mengejar perlucutan senjata nuklir di seluruh dunia tersebut.

Kritik Saudi yang jarang terhadap Israel datang karena program nuklir Kerajaan juga telah menimbulkan kekhawatiran di wilayah tersebut.

Kembali pada Agustus 2020, surat kabar Wall Street Journal, mengutip pejabat Barat yang mengetahui masalah ini, melaporkan bahwa Arab Saudi telah membangun fasilitas untuk ekstraksi Yellowcake uranium di lokasi gurun terpencil dekat kota kecil barat laut al-‘Ula.

Fasilitas itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa program nuklir Arab Saudi yang baru lahir sedang bergerak maju dan Riyadh tetap membuka opsi untuk mengembangkan senjata nuklir, menurut laporan itu.

Sebelumnya, gambar satelit mengungkapkan bahwa Arab Saudi sedang mendorong untuk menyelesaikan reaktor nuklir pertamanya.

Sementara itu, ada tanda-tanda normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah otoritas Saudi mengumumkan pembukaan wilayah udara negaranya untuk semua penerbangan sipil Israel hanya beberapa jam sebelum Presiden AS, Joe Biden tiba di Jeddah dengan penerbangan langsung dari Tel Aviv bulan lalu.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *