Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Lawatan Biden ke Timteng Ibarat Aksi Tukang Cukur Nganggur yang Saling Cukur Antarkoleganya

Lawatan Biden ke Timteng Ibarat Aksi Tukang Cukur Nganggur yang Saling Cukur Antarkoleganya

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, pada Rabu 13 Juli, Presiden AS, Joe Biden akan berkunjung ke Israel dan Saudi. Dikabarkan bahwa tujuan spesial kunjungan ini adalah menyatukan hati Arab dan Israel dalam proyek Iranofobia, di samping mendapat dukungan Saudi di bidang energi di tengah krisis Ukraina.

Saat Donald Trump berusaha menormalisasi hubungan Arab dengan Israel pada 2018, orang-orang Zionis mengklaim bahwa mereka sudah mendekati perbatasan air Iran melalui laut dan terciptanya hubungan dengan Bahrain serta UEA. Mereka sesumbar “telah membuat benteng-benteng baru di depan hidung Iran”.

Namun, alih-alih menunjukkan bahwa “perbatasan Israel sudah merapat dengan perbatasan Iran”, klaim tersebut justru mengungkap kerentanan Rezim Zionis, sebab pertanyaan yang muncul adalah “kenapa perang yang disebut ‘duel kapal-kapal’ berhenti secara tiba-tiba?”

Jika benar seperti yang dikatakan bahwa hasil kunjungan Biden adalah mendekatkan Israel kepada Arab, yang akan membuatnya kian “mendekati dan mengontrol Iran”, maka pengalaman tahun 2018 di laut kali ini akan terulang di darat dan udara. Hasil akhirnya pun akan serupa dengan tahun tersebut, sebab semakin dekat Israel ke Iran, semakin tampak pula keringkihan dan kerentanannya.

Biden datang ke Timteng demi mengobati keringkihan domestik Israel. Kegagalan 4 Kabinet dan gerakan menuju masa depan tak meyakinkan dalam Pemilu baru bukanlah pertanda yang diinginkan untuk membuat Israel bisa dipercaya.

Biden punya misi untuk membuat Arab percaya bahwa Israel adalah rezim dengan kelebihan-kelebihan seperti “persekutuan srategis dengan AS, sekutu yang bisa diandalkan Arab, dan pengganti yang tepat untuk AS jika sewaktu-waktu nanti hengkang dari Timteng”.

Namun apakah Biden bisa membuat Arab percaya kepada Rezim yang setengah terbelenggu ini (dari arah dalam) dan juga dikepung oleh musuh-musuhnya dari segala arah? Apakah para pemimpin negara-negara Arab yang menemui Biden akan menganggap serius stateman dan program Presiden AS seperti dahulu?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini agak susah dijawab, sebab Biden bukan Trump, Israel pun bukan Israel dahulu, dan negara-negara Arab juga cenderung tidak menyukai Demokrat.

Hari-hari ini, tangan Biden sedang menjamah saku energi Saudi, sementara tangan Israel juga merogoh-rogoh saku Biden. Menurut pepatah, “ketika para tukang cukur sedang menganggur, mereka akan saling mencukur rambut para koleganya”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *